Nama : khairina ulfa syaimi
A.
Latar Belakang Masalah
Salah
satu prinsip dalam bimbingan dan konseling adalah bahwa setiap individu itu
unik. Keunikan-keunikan tersebut dapat dilihat dalam berbagai hal. Misal saja
karakter masing-masing individu, potensi dalam diri, cara berpikir (mindset),
serta pemilihan karir setiap individu.
Dalam
bimbingan konseling, salah satu bidang layanannya adalah bimbingan konseling
karir. Bimbingan konseling karir adalah proses pemberian bantuan kepada
individu agar individu tersebut dapat memhami diri dan lingkungannya, sehingga
mampu merencanakan karirnya di masa yang akan datang. Dalam pelaksanaan
bimbingan karir terdapat beberapa teori yang mendukung, salah satunya adalah
teori pilihan karir Roe.
Teori
Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan
keluarga inti terhadap perkembangan jabatan. Dia meneliti pengaruh dari gaya
interaksi antara orang tua dan anak, serta pengaruh pola asuh orang tua (parental
styles) dan pendidikan keluarga terhadap kebutuhan-kebutuhanyang dikembangkan
oleh anak, dan bagaimana hubungan antara kebutuhan ini dengan gay ahidup masa
dewasanya kelak. Dari uraian tersebut maka dalam makalah ini penyusun akan
menmbahas mengenai teori pilihan karir Roe.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam makalah ini antara lain sebagai berikut.
- Siapa saja tokoh yang
berpengaruh dalam penyusunan teori pilihan karir Roe?
- Bagaimana konsep dasar dari
teori Roe?
- Apa saja penggolongan karir
menurut teori Roe?
- Apa saja kelebihan dan
kelemahan dari teori Roe?
- Bagaimana aplikasi teori Roe
dalam bimbingan karir?
C.
Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan
penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut.
- Untuk mengetahui siapa saja
tokoh yang berpengaruh dalam penyusunan teori pilihan karir Roe.
- Untuk mengetahui bagaimana konsep
dasar dari teori Roe.
- Untuk mengetahui penggolongan
karir menurut teori Roe.
- Untuk mengetahui apa saja
kelebihan dan kelemahan dari teori Roe.
- Untuk mengetahui bagaimana
aplikasi teori Roe dalam bimbingan karir.
D.
Manfaat Penyusunan
Makalah ini ditulis
dengan harapan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis bagi penulis
maupun pembaca. Secara, teoritis makalah ini dapat digunakan sebagai referensi
dan menambah pengetahuan tentang teori pilihan karir Roe. Sedangkan manfaat
makalah ini secara praktis adalah sebagai bahan edukasi bagi penulis sendiri
dan bagi pembaca.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Tokoh
yang Berpengaruh dalam Teori Roe
Anne
Roe (28 Agustus 1904- 28 Juni 1991) adalah seorang dosen di Universitas
Arizona, sekaligus juga Psikolog ternama Amerika. Karyanya yang terkenal adalah
The Psychology of Occupations (1959). Anne Roe mengemukakan
pandangannya, sebagai berikut, “Pola pengembangan arah pilih jabatan terutama,
sangat ditentukan oleh kesan pertama. Yaitu pada masa bayi dan masa awal
kanak-kanak, berupa kesan atas perasaan puas dan tidak puas, selanjutnya akan
terus berkembang menjadi suatu kekuatan yang berupa energi psikis.”
Teori
Roe dirumuskan berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai
latar belakang perkembangan dan kepribadian para ilmuwan di berbagai bidang,
antara lain ilmu-ilmu pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam
(biologis). Teori Roe tergolong teori pilihan karir yang berdasar pada teori
kepribadian. Hal yang dianggap penting di dalam teori ini adalah kebutuhan dan
adanya jenis-jenis kepribadian. Dalam hal kebutuhan, orang akan memilih
pekerjaan yang dapat memuaskan kebutuhannya. Pandangan-pandangan yang
berpengaruh pada penyusunan teori Roe, yaitu teori penyaluran tenaga kejiwaan
dan pengaruh pengalaman masa kecil (Murphy), teori kebutuhan (Maslow), dan
faktor keturunan.
B.
Konsep Dasar Teori Roe
Teori
Roe atau biasa disebut sebagai “a need theory approach to career choice”
atau teori pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan, memandang pilihan karir
seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yang mendasar dalam hidup. Ketiga
komponen tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Pengaruh Hereditas terhadap Putusan Karir
Roe
memandang bahwa pada prinsipnya individu memiliki berbagai potensi bawaan yang
akan menentukan sifat-sifat, minat, bakat dan tempramen. Pada akhirnya potensi
tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang terutama dalam
pemilihan karir yang akan dilalui pada masa yang akan datang. Seorang anak yang
terlahir dari keluarga yang bekerja pada bidang jasa cenderung juga akan
bekerja pada bidang jasa ketika ia dewasa kelak, demikian juga halnya dengan
bidang pekerjaan lainnya. Sifat, minat, bakat dan temperamen individu
diturunkan dari orang tua mereka.
2.
Pengalaman Masa Kecil
Berbagai
pola asuh yang diterima individu pada masa anak-anak akan mempengaruhi
bagaimana pilihan karirnya di masa depan. Selain itu, suasana dan iklim yang
ada di keluarga juga memiliki kontribusi besar terhadap pilihan karir individu.
Suasana yang terjadi tersebut dapat saja berupa hal yang positif, seperti,
kasih sayang, penuh perhatian, dan saling menghargai. Suasana negatif, misalnya,
perlakuan kasar, kekerasan, acuh tak acuh dan keluarga yang broken home.
Roe dan Siegelman
mengemukakan hipotesis mengenai pengaruh pendiddikan dan pola asuh orang tua
terhadap anak sebagai berikut.
- Lingkungan keluarga yang
mencintai, melindungi dan menuntut secara wajar akan menuntun anak menjadi
orang yang memiliki orientasi di masa kanak-kanak dan orang yang
berorientasi dalam pekerjaan yang akan ditempatinya.
- Lingkungan keluarga yang
menolak, mengabaikan dan tidak acuh terhadap anak akan menggiring anak
menjadi orang yang tidak memilki orientasi dalam pekerjaan.
- Kondisi yang terlalu melindungi
(over-protective) atau menuntut terlalu berlebihan akan menjadikan
anak tidak memiliki orientasi dalam pekerjaan,
- Sebagian anak yang berasal dari
keluarga yang bersifat menolak kemungkinan orientasinya menjadi mencari
kepuasan.
- Lingkungan keluarga yang santai
dan mencintai akan memberikan jumlah keterkaitan yang memadai.
Dalam
perkembangan jabatan, Anne Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman
anak kecil dalam lingkungan keluarga inti. Gaya interaksi orang tua dan anak,
serta pengaruh pola pendidikan keluarga menjadi kebutuhan perkembangan anak
yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup dewasa nanti.
Roe mengemukakan tiga
kategori pendidikan yang di terapkan oleh orang tua. Ketiga kategori tersebut
adalah sebagai berikut.
Menjauhi
Anak
Perilaku orang tua
yang menjauhi anak cenderung akan bersifat sebagai berikut.
1) Menolak
Dingin, bermusuhan,
menunjukkan kekurangan-kekurangan dan mengabaikan preferensi-preferensi dan
opini-opini anak.
2) Mengabaikan
Memberikan perawatan
fisik minimum tidak memberikan afeksi, dingin tetapi tidak menghina.
Konsentrasi
Emosional pada Anak
Pemusatan perhatian
pada anak memiliki dua kategori,yaitu.
1) Overprotecting
Memberikan
perlindungan berlebih-lebihan (cenderung hangat),terlalu baik, penuh kasih
sayang, membolehkan sedikit kebebasan pribadi, melindungi dari yang
menyakitkan.
2) Overdemanding
Terlalu menuntut
(cenderung dingin), menentukan standar-standar tinggi, mendesak untuk
memperoleh prestasi akademik yang tinggi, dalam bentuknya yang ekstrim
cenderung menolak.
Penerimaan
terhadap Anak
Pola penerimaan
terhadap anak di bagi menjadi dua, yaitu.
1) Santai atau Casual
Sedikit kasih sayang,
responsif kalau pikiran tidak kacau,tidak ambil pusing tentang anak, membuat
beberapa peraturan dan tidak melaksanakannya.
2) Penuh Kasih
atau Loving
Memberikan perhatian
hangat dan penuh kasih sayang, membantu dengan rancangan-rancangan, menggunakan
penalaran dan bukan hukuman, mendorong independensi.
Menurut Roe dari
kategori emosional yang ada di dalam rumah tersebut, kategori penuh kasih, overprotective
dan overdemanding akan cenderung menghasilkan seseorang yang kejuruannya
beroriantasi pada kontak dengan orang lain (person oriented). Sedangkan
kategori santai, menolak dan mengabaikan cenderung menghasilkan seseorang yang
kejuruannya beroriantasi pada benda-benda (non_person oriented).
3.
Kebutuhan-Kebutuhan Manusia
Kebutuhan-kebutuhan
individu dapat mempengaruhi pilihan karir individu tersebut. Dalam hal ini Roe
berpijak kepada teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Secara hirarki
Maslow menyebutkan motif kebutuhan individu (dalam Alwisol, 2012 : 204-206),
yaitu.
- Kebutuhan fisiologis (physiological
needs)
- Kebutuhan keamanan (safety
needs)
- Kebutuhan dimiliki dan dicinta
(belonging and love needs)
- Kebutuhan harga diri (self
esteem needs)
- Kebutuhan aktualisasi diri (self
actualization needs)
Hirarki
kebutuhan Maslow ini lazim juga digambarkan sebagai piramida, dimana kebutuhan
paling dasar memiliki ruang paling luas dan semakin ke atas ruang yang tersedia
semakin kecil. Disana dapat diliat bahwa manusia dalam kehidupannya memiliki
tingkatan-tingkatan kebutuhan yang mesti dipenuhi, sesuai dengan taraf dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan. Ada kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan
mudah, kebutuhan yang tertunda dan bahkan ada kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi
sama sekali.
C.
Pilihan Karir Berdasarkan Teori Roe
Roe menggolongkan
seluruh jabatan atas dua kategori dasar (dalam Winkel dan Hastuti, 2007:630),
yaitu.
a. Person Oriented
Pekerjaan
yang berorientasi pada kontak dengan orang lain. Misalnya orang -orang yang
suka bekerja bersama dengan orang lain, di anggap cenderung demikian karena
mereka menghayati kebutuhan yang kuat untuk di terima baik oleh orang lain.
Semua orang ini di didik oleh orang tua yang menunjukan sikap menerima dan
menyayangi. Kelompok atau penggolongan pekerjaan yang tergolong dalam kelompok
ini adalah.
1) Jasa (service)
Pekerjaan-pekerjaan
yang tugas utamanya berhubungan langsung dengan kebanyakan orang dan bertugas
untuk melayani orang lain serta berbuat untuk kepentingan orang lain.
2) Kontak bisnis
(business contact)
Pekerjaan-pekejaan
yang langsung berinteraksi langsung dengan orang lain dengan tujuan lebih
kepada upaya untuk mempengaruhi dibandingkan dengan berbuat untuk kepentingan
orang lain.
3) Organisasi (organization)
Pekerjaan-pekerjaan
manajerial serta membentuk interaksi yang bersifat formal untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
4) Kebudayaan (general
culture)
Pekerjaan-pekerjaan
yang tujuan utamanya adalah upaya untuk pelestarian dan pewarisan
budaya,seperti halnya pendidikan.
5) Seni dan hiburan (art
and entertainment)
Pekerjaan-pekerjaan
yang membentuk interaksi antara orang-orang yang memiliki kreatifitas dan
keterampilan khusus.
b. Non-Person Oriented
Pekerjaan
yang berorientasi pada benda-benda. Pekerjan non-peron oriented ini
biasanya adalah orang- orang yang lebih suka bekerja dengan menangani barang
atau benda tanpa mencari kontak dengan individu di sekitarnya itu di anggap
berkecenderungan demikian karena mereka menghayati kebutuhan yang kuat untuk
merasa aman dan terlindung dari bahaya. Kelompok atau penggolongan pekerjaan
yang tergolong dalam non-peron oriented adalah.
1) Teknologi (technology)
Pekerjaan-pekerjaan
yang berorientasi kepada produksi, pemeliharaan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan barang
2) Luar ruangan (outdoor)
Pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukan di ruangan terbuka/alam bebas dan tidak terlalu
tergantung/membutuhkan adanya interaksi dengan banyak orang.
3) Ilmu pengetahuan
(science)
Pekerjaan-pekerjaan
yang berhubungan dengan pengembangan keilmuan, teori, konsep dibidang ilmu yang
berhubungan dengan perilaku.
Roe (dalam Munandir,
1996:105) mengemukakan bahwa terdapat enam tingkatan atau aras dalam karir.
Keenam tingkatan tersebur adalah.
- Tak terampil, pekerjaan pada
tingkat ini tidak membutuhakan keahlian atau pendidikan khusus.
- Semi terampil, pekerjaan pada
tingkatan ini telah menuntut adanya keterampilan dan pengalaman khusus,
namun belum mensyaratkan adanya kemandirian dan inisiatif yang tinggi dari
individu.
- Terampil, pekerjaan pada
tingkatan ini menuntut adanya keterampilan dan pendidikan khusus pada
individu.
- Semi professional dan bisnisk
kecil, pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya tanggung jawab
dalam skala rendah dan kebijaksanaan untuk diri sendiri. Individu pada
tingkatan ini berpendidikan menengah atas umum atau tekhnologi kejuruan.
- Professional tingakatan kedua,
mensyaratkan adanya kemandirian dan tanggung jawab yang lebih besar serta
telah menerapkan sistem manajerial yang baik. Individu yang berada pada
tingkatan ini memiliki pendidikan yang baik, yakni berada pada jenjang
sarjana hingga master.
- Professional tingkatan pertama,
secara mandiri telah mampu untuk berkarya cipta dan menerapkan sistem
manajerial secara baik. Pada tingkatan ini telah terbentuk tanggung jawab
penuh pada individu untuk mengaambil berbagai keputusan dan kebijaksanaan.
Individu yang berada pada tingkatan ini memiliki pendidikan yang relatif
tinggi dan mapan.
D. Kelebihan
dan Kelemahan Teori Roe
Kelebihan dari teori
Roe adalah sebagai berikut.
- Teori Roe lebih mengutakan pada
pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan.
- Kombinasi antara hubungan orang
tua-anak pada masa dini, pengalamanlingkungan, dan faktor-faktor genetik,
menentukan perkembangan struktur kebutuhan itu. Individu kemudian belajar
untuk memuaskan kebutuhannyatersebut. Intensitas kebutuhan merupakan
faktor penentu utama yang memotivasiindividu untuk mencapai tingkat
hierarkhi yang lebih tinggi dalam suatu struktur pekerjaan.
- Roe telah memberikan kontribusi
yang besar pada konseling karir yaitu dengan mengarahkan banyak perhatian
pada periode perkembangan masa kanak-kanak.
Sedangkan kelemahan
dari teori ini adalah sebagai berikut.
- Hanya sedikit saja yang
mendukung model teori tersebut.
- Perbedaan interaksi orang
tua-anak menghasilkan perbedaan dalam pemilihan pekerjaan.
- Pendapat Roe bahwa interaksi
orang tua-anak berpengaruh terhadap pilihan pekerjaan di kemudian hari
ternyata sulit untuk divalidasi.
- Jika terjadi perbedaan antara
keinginan orang dan ketidaksesuaian dengan minatdan bakat anak, maka
pandangan ini tidak akan sesuai bagi konselor karier sehingga konselor
akan mengalami kesulitan dalam mengarahkan karir anak dan konselor perlu
waktu untuk menyesuaikan kondisi yang dihadapi tersebut.
E.
Aplikasi Teori Roe dalam Bimbingan Karir
Sesuai
dengan teori Anne Roe dalam rangka usaha bimbingan karir, salah satu komponen
yang perlu diperhatikan adalah faktor hereditas atau keturunan. Roe memandang
bahwa pada prinsipnya individu memiliki berbagai potensi bawaan yang akan
menentukan sifat-sifat, minat, bakat dan tempramen. Pada akhirnya potensi
tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang terutama dalam
pemilihan karir yang akan dilalui pada masa yang akan datang. Dalam
pengembangan bimbingan karir, konselor perlu memperhatikan adanya potensi yang
dimiliki oleh individu tersebut.
Pengaplikasian
teori Roe dalam bimbingan karir di sekolah salah satunya dengan melibatkan
peranan orang tua dalam pelaksanaan bimbingan karir. Peran orang tua
dalam bimbingan karir itu sendiri menurut Ruslan A. Gani (1996:68) misalnya
dengan menyelenggarakan seminar atau diskusi yang melibatkan orang tua,
konselor dan individu itu sendiri untuk membicarakan cara-cara yang memunginkan
mereka membantu putera puterinya merencanakan dan mempersiapkan pekerjaan dan
kehidupan sesudah tamat sekolah. Orangtua dapat menggunakan informasi dari
sekolah tentang bakat, minat, intelegensi, kepribadian, prestasi belajar,
kegagalan-kegagalan, kesuksesan, dan sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Teori Roe tergolong teori
pilihan karir yang berdasar pada teori kepribadian. Dalam perkembangan jabatan,
Anne Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam
lingkungan keluarga inti. Gaya interaksi orang tua dan anak, serta pengaruh
pola pendidikan keluarga menjadi kebutuhan perkembangan anak yang berhubungan
dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup dewasa nanti.
Sesuai
dengan teori Anne Roe dalam rangka usaha bimbingan karir, salah satu komponen
yang perlu diperhatikan adalah faktor hereditas atau keturunan. Pengaplikasian
teori Roe dalam bimbingan karir di sekolah salah satunya dengan melibatkan
peranan orang tua dalam pelaksanaan bimbingan karir. Orangtua dapat menggunakan
informasi dari sekolah tentang bakat, minat, intelegensi, kepribadian, prestasi
belajar, kegagalan-kegagalan, kesuksesan, dan sebagainya. Maka dari itu Teori
Roe berperan penting dalam pelaksanaan bimbingan karir disekolah.
B.
Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan
bimbingan karir, bukan hanya berdasar pada Teori Roe saja tetapi juga pada
teori-teori pendukung yang lain sehingga dalam pelaksanaan bimbingan karir
dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Alwisol. 2012. Psikologi
Kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Anonim. 2012. Teori
Karier Anne Roe. http://bkpemula.wordpress.com/2012/03/25/teori-karier-anne-roe/. (diunduh pada 15 Maret 2016 pukul 13.45 WIB).
Anonim. 2012. Teori
dan Pandangan tentang BK Karir menurut Anne Roe. http://kariip.wordpress.com/2012/05/09/teori-dan-pandangan-tentang-bk-karir-menurut-anne-roe/. (diunduh pada 15 Maret 2016 pukul 13.50).
Munandir. 1996. Program
Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Ditjen Dikti.
Winkel,W.S dan Sri
Hastuti. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
http://roichatuljannah13.blogspot.co.id/2015/05/teori-karier-anne-roe.html ( Diunduh pada 15 Maret 2016 pukul 14.30 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar