Selasa, 03 Mei 2016

Filsafat

Kerancuan Penalaran ( Fallacy )
Kerancuan ini terjadi bila kesimpulan tidak reevan dengan premisnya secara logik, kesimpulan tidak terkandung atau tidak merupakan implikasi dari premis sejauh ini dikenal 1.k 150 kerancuan reevansi terdapat 1 k 12 kerancuan yang praktis dan perlu diketahui yaitu :
1.      Argumentum ad verecundiam ( argumentum auctoritatis )
2.      Argumentum ad baculum
3.      Argumentum ad populum
4.      Argumentum ad mistericordiam
5.      Argumentum ad hominem
6.      Argumentum ad ignorantion
7.      Petitio principii
8.      Ignoratio elenchi
9.      Non causa, pro causa
10.  Aksidensi
11.  Komposisi dan divisi
12.  Pernyataan/ pertanyaan yang kompleks

1.      Argumentum ad verecundiam ( argumentum auctoritatis )
Rancun, jika pembenaran suatu pendapat didasarkan semata-mata pada “ label “ yang “melekat “ pada orang yang mengucapkannya, walaupun pendapat tersebut tidak benar.
Contoh : karena yang mengeluarkan pendapat adalah seseorang yang terkemuka ( berlabel ) maka pendapat itu dianggap benar ( meskipun tidak benar ) sebaliknya jika yang menggunakan pendapat adalah seseorang yang tidak “ berlabel “  maka akan dianggap salah ( walaupun pendapat itu benar ) karena ia tidak ber “ label “.
2.      Argumen ad Baculun
Rancu, jika pembenaran suatu pendapat/ tindakan didasarkan semata-mata pada rasa takut, bukan pada kebenaran pendapat/ tindakan itu.
Contoh : suatu organisasi politik sangat berkuasa pada suatu masa, sehingga PNS memilih organisasi politik itu pada pemilu karena takut karirnya akan terhambat bila tidak memilihnya.

3.      Argumentum ad populum
Rancu, jika pembenaran suatu pendapat/ perbuatan didasarkan semata-mata pendapat umum.
Contoh : susu formula “ x “ dipercaya banyak orang mengandung unsur babi,karena masyarakat berpendapat demikian ( tanpa pemeriksaan labolastorium yang sah ).
4.      Argumen ad misericordiam
Rancu, jika mendasarkan suatu pembelaan hanya rasa kasihan saja terhadap yang dibela dengan mengabaikan faktor keadilan atau faktor kebenaran.
Contoh : jika terjadi penggugusuran rumah-rumah liar di suatu lokasi tanah milik sah seseorang biasanya masyarakat akan spontan membela orang-orang yang digusur itu semata-mata karena rasa kasihan terhadap mereka tanpa mempertimbangkan keruguian dan penderitaan pemiik sang tanah itu.
5.      Argumentum ad hominem
Rancu, karena mendasarkan pilihan hanya pada sifat/ ciri yang dangkal saja yang ada pada seseorang, misalnya ciri fisik yang tampak pada orang itu atau pada kedekatan orang itu dengan seorang tokoh.
            Contoh : memilih Kepala desa karena ketampanannya, atas karena ia anak Gubernur.
6.      Argumen ad ignorantiam
Rancu, karena kepercayaan ada/ tidak adanya sesuatu didasarkan semata-mata pada pengalaman indera ( misalnya : melihat ) saja.
Contoh : tidak adanya percaya adanya tunyul semata-mata karena belum pernah melihat tunyul.
Perbedaan :
DE JA VU : pernah berada di suatu tempat dan mereka juga pernah melihatnya. Hal itu dapat terjadi karena :
1.      Mimpi
2.      Membaca
3.      Ruhnya pernah datang ke tempat itu.
JA MAIS VU : tidak  pernah berada di suatu tempat dan mereka juga tidak pernah melihatnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar