Kerancuan
Penalaran ( Fallacy )
Kerancuan
ini terjadi bila kesimpulan tidak reevan dengan premisnya secara logik,
kesimpulan tidak terkandung atau tidak merupakan implikasi dari premis sejauh
ini dikenal 1.k 150 kerancuan reevansi terdapat 1 k 12 kerancuan yang praktis
dan perlu diketahui yaitu :
1. Argumentum
ad verecundiam ( argumentum auctoritatis )
2. Argumentum
ad baculum
3. Argumentum
ad populum
4. Argumentum
ad mistericordiam
5. Argumentum
ad hominem
6. Argumentum
ad ignorantion
7. Petitio
principii
8. Ignoratio
elenchi
9. Non
causa, pro causa
10. Aksidensi
11. Komposisi
dan divisi
12. Pernyataan/
pertanyaan yang kompleks
1. Argumentum
ad verecundiam ( argumentum auctoritatis )
Rancun,
jika pembenaran suatu pendapat didasarkan semata-mata pada “ label “ yang
“melekat “ pada orang yang mengucapkannya, walaupun pendapat tersebut tidak
benar.
Contoh : karena yang
mengeluarkan pendapat adalah seseorang yang terkemuka ( berlabel ) maka
pendapat itu dianggap benar ( meskipun tidak benar ) sebaliknya jika yang
menggunakan pendapat adalah seseorang yang tidak “ berlabel “ maka akan dianggap salah ( walaupun pendapat
itu benar ) karena ia tidak ber “ label “.
2. Argumen
ad Baculun
Rancu,
jika pembenaran suatu pendapat/ tindakan didasarkan semata-mata pada rasa
takut, bukan pada kebenaran pendapat/ tindakan itu.
Contoh
: suatu organisasi politik sangat berkuasa pada suatu masa, sehingga PNS
memilih organisasi politik itu pada pemilu karena takut karirnya akan terhambat
bila tidak memilihnya.
3. Argumentum
ad populum
Rancu,
jika pembenaran suatu pendapat/ perbuatan didasarkan semata-mata pendapat umum.
Contoh
: susu formula “ x “ dipercaya banyak orang mengandung unsur babi,karena
masyarakat berpendapat demikian ( tanpa pemeriksaan labolastorium yang sah ).
4. Argumen
ad misericordiam
Rancu,
jika mendasarkan suatu pembelaan hanya rasa kasihan saja terhadap yang dibela
dengan mengabaikan faktor keadilan atau faktor kebenaran.
Contoh
: jika terjadi penggugusuran rumah-rumah liar di suatu lokasi tanah milik sah
seseorang biasanya masyarakat akan spontan membela orang-orang yang digusur itu
semata-mata karena rasa kasihan terhadap mereka tanpa mempertimbangkan
keruguian dan penderitaan pemiik sang tanah itu.
5. Argumentum
ad hominem
Rancu,
karena mendasarkan pilihan hanya pada sifat/ ciri yang dangkal saja yang ada
pada seseorang, misalnya ciri fisik yang tampak pada orang itu atau pada
kedekatan orang itu dengan seorang tokoh.
Contoh : memilih Kepala desa karena
ketampanannya, atas karena ia anak Gubernur.
6. Argumen
ad ignorantiam
Rancu,
karena kepercayaan ada/ tidak adanya sesuatu didasarkan semata-mata pada
pengalaman indera ( misalnya : melihat ) saja.
Contoh
: tidak adanya percaya adanya tunyul semata-mata karena belum pernah melihat
tunyul.
Perbedaan
:
DE
JA VU : pernah berada di suatu tempat dan mereka juga pernah melihatnya. Hal
itu dapat terjadi karena :
1. Mimpi
2. Membaca
3. Ruhnya
pernah datang ke tempat itu.
JA
MAIS VU : tidak pernah berada di suatu
tempat dan mereka juga tidak pernah melihatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar