PENDAHULUAN
Latar
belakang
Dalam
kehidupan orang dewasa, bekerja merupakan suatu bidang yang sangat pokok yang
mengisi sebagian besar waktunya, menuntut sebagian besar pikirannya, dan
memenuhi sebagian besar perasaannya. Melalui pekerjaannya seseorang melayani
kebutuhan masyarakat, mendapat imbalan untuk memenuhi kebutuhan ekonomisnya
sendiri, menciptakan identitas sendiri, dan menumbuhkan harga diri. Selain itu,
jabatan yang dipegang seseorang ikut menentukan pola kehidupannya sehari-hari
dan lingkungan pergaulan sosialnya. Gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh
jabatannya, termasuk kegiatannya dalam waktu senggang sebagai kelanjutan dari
jabatannya atau sebagai kompensasi terhadap kekurangan-kekurangan yang
dirasakannya dalam lingkup jabatannya. Makna pekerjaan dan jabatan dalam
kehidupan orang dewasa semakin tampak, bilamana dia tidak memperoleh kepuasan
pribadi dari pekerjaannya karena kendala-kendala yang melekat pada
dirinya sendiri atau hambatan-hambatan yang terdapat dalam lingkungan pekerjaannya.
Orang itu merasa tidak bahagia dan bergumulan dengan rasa frustasi, yang
akhirnya dapat mengancam kesehatan mentalnya.
Pertanyaan
yang timbul ialah : dengan cara apa atau bagaiamana caranya seseorang akhirnya
mengikat diri dan melibatkan diri dalam jabatan tertentu?. Jelaslah bahwa
kegiatan-kegiatan orang dewasa berkaitan dengan jabatannya tidak lepas dari apa
yang terjadi, apa yang dialami, dan apa yang dilakukan pada tahun-tahun sebelum
memangku suatu jabatan tertentu. Dengan kata lain, memangku jabatan tertentu
ada sejarah perkembangannya yang meliputi jangka waktu yang lama. Garis
perkembangan ini dikenal dengan istilah career development, occupational
development, vocational development, yang dalam bahasa Indonesia lazim
disebut perkembangan jabatan atau perkembangan karier. Meskipun perkembangan
orang dewasa yang sudah mantap berbicara tentang perkembangan jabatan, namun
yang terutama disoroti disini adalah apa yang telah terjadi selama
bertahun-tahun sebelum seseorang mengikatkan diri pada jabatan tertentu. Selama
proses perkembangan jabatan seseorang memperoleh sejumlah keyakinan ,nilai,
kebutuhan, kemampuan, keterampilan, minat, sifat kepribadian, pemahaman, dan
pengetahuan yang semuanya berkaitan dengan jabatan yang akan dipangkunya.
Proses
itu bersifat individu dan merupakan gabungan dari faktor-faktor psikologi,
sosiologis, kultural, geografis, pendidikan, fisik, ekonomi dan kesempatan yang
terbuka, yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang.
Perkembangan
jabatan bercirikan perubahan. Ada dua macam perubahan, yakni perubahan yang
terjadi dalam individu akibat pertambahan umur, perkembangan dalam berbagai
aspek kepribadian dan pengalaman, serta perubahan yang terjadi di luar individu
berupa perubahan kesempatan akibat kondisi ekonomi, sosial, dan budaya yang
berubah. Semua perubahan ini mempengaruhi arah perkembangan minat, sikap,
harapan, dan kemampuan, serta berperan dalam keputusan-keputusan yang diambil
dan pilihan-pilihan yang dibuat berkaitan dengan jabatan. Proses perkembangan
karier sangat kompleks karena mengandung penggabungan dari banyak faktor dan
bercirikan perubahan, serta merupakan bagian penting dalam perencanaan hidup (life
planning).
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pandangan Donald Super tentang karir ?
2. Apakah
pokok- pokok pikiran Donald Super tentang karir ?
3. Bagaimana
proses perkembaagn karir menurut Donald Super ?
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pandangan Donald Super tentang karir .
2. Untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran Donald Super tentang karir .
3. Untuk
mengetahui proses perkembangan karir Donald Super .
Manfaat
Penyusunan
Makalah
ini ditulis dengan harapan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis bagi
penulis maupun pembaca. Secara, teoritis makalah ini dapat digunakan sebagai
referensi dan menambah pengetahuan tentang teori pilihan karir Donald Super .
Sedangkan manfaat makalah ini secara praktis adalah sebagai bahan edukasi bagi
penulis sendiri dan bagi pembaca.
Pandangan Donalod Super
Donald super mencanangkan suatu pandangan
tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan
jabatan itu dipandang sebagai suatu proses ynag mencakup banyak faktor. Faktor
tersebut sebahagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat
dalam lingkungan hidupnya, yangsemuanya berinteraksi satu sama lain dan
sama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Pilihan jabata
merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti
kebutuhan, sifat-sifart kepribadian serta bkemampuan intelektual, dan banyak
faktor di louar individu, seperti taraf kehidupan sosial- ekonomi keluarga,
variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, dan kesempatan yang muncul. Namun titik
beratnyaterletak pada faktor-faktor pada individu sendiri. Dalam hal ini donald
super mengakui sumbangan positif dari teori trait and factors, yang untuk
sebagian bergerak dalam psikologi differensial.
Unsur
yang mendasar dalam pandangan super
adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan
dilakukan dari jabatan yang akan dipegang , yang merupakan sebagian dari
keseluruhan gambaran tentang diri sendiri.
Proses
perkembangan karier dibagi atas lima tahap , yaitu fase pengembangan, dari saat
lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun, di mana anak mengembangkan berbagai
potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dupadukan
dalam struktur gambaran diri; fase ekplorasi dari umur 15 sampai 24 tahun, di
mana orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambilo
keputusan yang mengikat, fase pemantapan dari umur 25 sampai 44 tahun, yang
bercirikan usaha tekun memantapkan diri meloalui selukbeluk pengalaman selama
menjalani karier tertentu; fase pembinaan dari umur 45 tahun sampai 64
tahun, di mana orang yang sudah dewasav
menyesuaikan diri dalam penghayatan jabat5annya, fase kemunduruan, bila orang
memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesuadah melepaskan
jabatannnya.
Donald E. Super menyusun teorinya yang terdiri
atas sepuluh pokok pikiran bahwa:
- Tiap
orang memiliki perbedaan individual, telah lama diterima secara luas oleh
psikolog sekarang. Rentangan ciri-ciri kepribadian demikian sangat
luasnya, baik yang terdapat dalam diri individu sendiri maupun antara
individu.
- Akibat
ciri-ciri tersebut, setiap individu masing-masing memiliki kecakapan untuk
sejumlah pekerjaan. Rentangan kemampuan, ciri-ciri kepribadian, dan
sifat-sifat lain sedemikian luasnya sehingga setiap orang mempunyai
kemungkinan untuk berhasil dalam berbagai jabatan. Penelitian dalam bidang
rehabilitasi menunjukkan, meskipun seseorang itu cacat berat namun
terdapat sejumlah pekerjaan yang dapat dilakukan dengan hasil memuaskan.
Bagi orang yang tidak menderita cacat fisik maupun emosional sungguh
terbentang luas kemungkinan untuk berhasil dalam berbagai pekerjaan. Hanya
sedikit saja jumlah pekerjaan yang memerlukan kemampuan khusus, kecakapan
khusus, dan sifat-sifat pribadi yang lebih dari umumnya, seperti halnya
dalam kebanyakan kegiatan yang hanya melibatkan otot-otot tertentu atau
sekelompok otot. Dengan demikian, kebanyakan pekerjaan hanya sedikkit yang
memerlukan kecakapan khusus. Karena setiap orang akan dapat melaksanakan
sesuatu pekerjaan dengan baik asalkan
yang bersangkutan telah memiliki ciri-ciri yang dipersyaratkan.
- Setiap
jabatan memerlukan pola khas daripada kemampuan, minat, dan sifat-sifat
kepribadian, tetapi yang cukup luas mentoleransi terhadap berbagai jenis
pekerjaan bagi setiap individu dan berbagai individu dalam suatu jabatan.
- Preferensi dan kompetensi profesonal,
situasi-situasi di mana orang hidup dan berkerja, serta konsepsi dirinya
akan mengalami perubahan karena waktu dan pengalaman, karena itu membuat
pilihan dan penyesuaian merupakan suatu proses yang kontinu. Seseorang
melatih kecakapan-kecakapan tertentu yang dimilikinya atau
mengembangkannnya setingkat lebih tinggi. Karena kecakapan yang telah
berkembang ke tingkat yang lebih tinggi memerlukan penyaluran dalam
pekerjaan yang dapat memberikan kesempatan untuk mempergunakan kecakapan
yang telah berkembang. Juga karena seorang pekerja telah berhasil dalam
melaksanakan suatu pekerjaan, ia mulai menydari bahwa ada jabatan tertentu
yang dapat lebih memberikan kepuasan. Sebaliknya, mungkin pada situasi
pekerjaan yang demikian terlalu menuntut kepada pelakunya sehingga orang
tersebut akan mencari pekerjaan lain yang dianggap tidak terlalu membebani
pola kemampuannya. Demikian juga konsepsi diri seseorang berubah sehingga
orang itu tidak merasakan memperoleh kepuasan lagi dari pekerjaannya yang semula telah memberikan kepuasan
pada dirinya. Karena pekerja maupun pekerjaan tidak statis sifatnya, maka
selalu diperlukan perubahan dan penyesuaian dalam rangka menjaga
keseimbangan.
- Proses
ini dapat disimpulkan ke dalam serangkaian tahap-tahap kehidupannya, yakni
tahap pertumbuhan, tahap eksplorasi, tahyap pmbentukan (establishment), tahap pembinaan (maintenance), dan tahap kemunduran
(decline), dan kemudian
masing-masing tahap ini dibagi lagi menjadi:
a) Tahap patensi, dan
b) Tahap realistis.
Tahap pembentukan dibagi lagi menjadi :
a) Tahap mencoba, dan
b) Tahap yang mentah.
Tahap pertumbuhan bersangkutan dengan
pertumbuhan fisik dan psikologis. Pada masa itu seseorang mulai membentuk sikap
dan mekanisme perilaku yang kemudian akan menjadi penting dalam konsep dirinya.
Bersamaan dengan itu seseorang memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat
memberikan latar belakang pengetahuan tentang dunia kerja yang akhirnya
pengalaman itu akan dipergunakan untuk mengadakan pemilihan pekerjaan mulai
yang masih bersifat tentatif sampai dengan yang final.tahap eksplorasi dimulai
semenjak seseorang menyadari bahwa pekerjaan merupakan satu aspek dari
kehidupannya. Pada awal ini atau masa panatasi seseorang menyatakan pilihan
seringkali tidak bersifat realistis dan yang sering erat berhubungan dengan
kehidupan permainannya. Tahap pembentukan berkaitan dengan pengalaman seseorang
pada saat dia mulai bekerja. Pada masa ini seseorang dengan cara mencoba-coba
ingin membuktikan, apakah pilihan dan keputusannya yang dibuat pada masa
eksplorasi benar. Sebagian masa ini adalah masa try-out. Seseorang mungkin
dapat menerima suatu pekerjaan dengan peranan yang pasti bahwa dia akan
mengubah, pindah jabatan atau pekerjaan, bila pekerjaan itu tidak cocok.
Apabila ternyata seseorang mendapat pengalaman yang positif atau keuntungan
dari suatu pekerjaan, pilihannya menjadi lebih mantap, dan dia akan memasukkan
pilihan pekerjaan itu sebagai suatu yang memberikan kesempatan yang terbaik
untuk mendapatkan kepuasan dirinya.
Selama masa pembinaan seseorang berusaha untuk
emneruskan atau memelihara situasi pekerjaannya. Pekerjaan yang dilakukan dan
konsepsi diri seseorang mempunyai hubungan yang lancar, keduanya terjalin oleh
proses perubahan dan penyesuaian yang kontinu. Pada intinya seseorang
berkepentingan untuk meneruskan aspek-aspek pekerjaan yang memberikan kepuasan,
dan merubah atau memperbaiki aspek-aspek pekerjaan yang tidak menyenangkan,
tetapi tidak sampai seseorang itu meninggalkan pekerjaan untuk berganti dengan pekerjaan lain.
Tahap kemunduran mencakup thap menjelang
berhenti bekerja (prereteriment). Pada
masa ini pehatian seseorang dipusatkan kepada usaha, bagaimana agar hasil
karyanya dapat memenuhi persyaratan output yang minimal. Sekarang lebih
memperhatikan usaha mempertahankan, daripada meningkatkan pekerjaan.
- Hakikat
pola karier seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi orang tuanya,
oleh kemampuan mental, dan ciri-ciri kepribadiannya, dan oleh
kesempatan-kesempatan yang terbuka bagi dirinya. Semua faktor dalam latar
belakang pengalaman seseorang akan mempengaruhi sikap dan perilakunya.
Sementara faktor, ada yang lebih besar pengaruhnya daripada yang lain.
Tingkat sosial-ekonomi orang tua termasuk faktor yang sangat berpengaruh,
hubungan awal yang dilakukan oleh seseorang dengan dunia kerja melalui
perantara orang tua, keluarga, dan teman-temannya. Kemampuan mental juga
merupakan faktor penting, kemampuan mental akan sangat menentukan
keberhasilan belajar, yang seterusnya keberhasilan belajar akan dapat
mempersempit atau memperluas pintu/ kesempatan bekerja. Kemampuan bergaul
dengan teman-teman lain juga merupakan faktor yang penting, kemampuan ini
akan berpengaruh dalam situasi pekerjaan di kemudian hari.
- Perkembangan
yang melalui tahap-tahap kehidupan, dapat diarahkan oleh sebagian
usaha-usaha mempermudah proses kematangan, kemampuan, dan minat. Sebagian
oleh bantuan dalam mencoba kenyataan (reality-testing)
, dan dalam perkembangan konsepsi diri. Individu dapat dibantu dalam
proses menuju ke arah pemilihan pekerjaan secara memuaskan melalui dua
saluran:
a) Dengan cara membantu individu untuk mengembangkan
kemampuan minatnya;
b) Dengan cara membantu individu memperoleh
pengertian terhadap dirinya, dan memahami kelemahan/ kekuatan dirinya sendiri,
sehingga dengan bahan-bahan ini individu akan dapat membuat pilihan secara
memuaskan.
- Proses
perkembangan vokasional pada hakikatnya merupakan pengembangan dan
implementasi konsepsi diri. Konsepsi diri mrupakan suatu hsil perpaduan
antara kemampuan dasar yang diwariskan, kesempatan untuk memainkan
berbagai peranan dirinya, dan evaluasi atau penilaian orang lain terhadap
usaha memainkan peranan tersebut.
Selama
masa pendidikan sebelum individu benar-benar memasuki dunia kerja, dia sudah
membayangkan jabatan atau peranan yang kelak akan dilakukan. Hal ini merupakan
bagian daripada perkembangan konsep dirinya. Setia[p orang berusaha untuk
memelihara dan membina suatu konsep diri yang ideal, namun dalam kenyataan
individu menghadapi faktor-faktor yang membatasi, yang berasal dari
kekurangannya sendiri, dan dari lingkungannya di mana dia hidup. Faktor yang menghambat pencapaian
konsepsi diri yang ideal, dan akibatnya individu melakukan kompromi ajtau
menerima konsepsi diri yang kurang ideal.
- Proses
kompromi (menerima) antara faktor individu dan faktor sosial, antara
apakah peranan itu dimainkan dalam fantasi ataukah dalam interviewing-konseling, atau di dalam kegiatan kehidupan nyata
seperti kegiatan sekolah, kegiatan kelompok maupun pekerjaan-pekerjaan
yang tidak tetap. Karena dunia kerja demikian kompleks sifatnya dan
persyaratan masuk demikian sulit. Maka kecil kemungkinannya untuk dapat
mencoba benar-benar berpartisipasi dalam situasi pekerjaan yang nyata.
- Kepuasan
kerja dan kepuasan hidup tergantung pada seberapa jauh individu
mendapatkan/ menyalurkan kemampuannya, minatnya, sifat-sifat pribadi, dan
nilai-nilai pribadi secara memadai. Juga kepuasn tersebut tergantung pada
kemantapannya di dalam situasi pekerjaan dan pandangan hidupnya. Individu
akan memperoleh rasa senang dan kepuasan dalam pekerjaannya apabila
pekerjaan yang dilakukannya memungkinkan baginya untuk mempegunakan
ciri-ciri pribadi dan nilai-nilai dirinya sendiri. Dengan kata lain
pengalaman-pengalaman yang dia jumpai dalam pekerjaannya dapat
dibandingkan dengan gambaran mental dirinya sebagaimana yang ada darinya
sekarang, dan ternyata pekerjaan-pekerjaan itu memberikan kesempatan yang
cukup untuk menjadi seperti orang yang digambarkannya. Jika pekerjaan yang
dilaksanakannya tidak memberikan kesempatan bagi dirinya untuk menjadi
orang yang dia gambarkan/ inginkan, maka orang itu akan merasa tidak senang
dan biasanya ketidakpuasan ini akan menyebabkan individu mencari situasi
pekerjaan lain.
Proses pengembangan karier
Proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap,
yaitu ;
1. Fase pengembangan
(Growth) dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun, di mana anak
mengembangkan berbagai potensi, sikap-sikap, minat-minat, dan
kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept
structure),
2. Fase eksplorasi
(Exploration) dari umur 15 sampai 24 tahun, dimana orang muda
memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang
mengikat,
3. Fase pemantapan
(Establisment) dari umur 25sampai 44 tahun, yang bercirikan
usaha-usaha memantapkan diri melalui pengalaman-pengalaman selama menjalani
karier tertentu,
4. Fase pembinaan
(Maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun, dimana orang yang
sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannyanya,
5. Fase kemunduran
(decline) bila orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru
setelah melepaskan jabatannya.
Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi
munculnya sikap-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu
jabatan, yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan kaier. Pada
masa-masa tertentu dalam hidupnya individu dihadapkan pada tugas-tugas
perkembangan karier tertentu, yaitu perencanaan garis besar masa depan
antara 14-18 tahun, yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau
diri sendiri dan situasi hidupnya; penetuan antara umur 18-24 tahun,
yang bercirikan mengarahkan diri ke bidang jabatan tertentu dan mulai memangku
jabatan itu; pemantapan antara 24-35 tahun, yang bercirikan membuktikan
diri mampu memangku jabatan yang terpilih; pengakaran sesudah umur 35
tahun sampai masa pensiun, yang bercirikan mencapai status tertentu dan
memperoleh senioritas. Berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan karier, Super
mengembangkan konsep kemantangan vokasiaonal yang menunjuk pada keberhsilan
seseorang menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasisonal yang khas bagi
tahap perkembangan tertentu. Indikasi-indikasi dari kemantangan vokasional
adalah, misalnya, kemampuan untuk membuaat rencana, kerelaan untuk memikul
tanggung jawab, serta kesadaran akan fator-faktor internal dan eksternal yang
harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri
dalam suatu jabatan. Indikasi-indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada
masing-masing tahap perkembangan vokasional, lebih-lebih selama masa remaja dan
masa dewasa muda. Dalam rangka meneliti dan menilai kematangan vokasional telah
dikembangkan alat tes yang dikenal dengan nama Career Development Inventory,
Career Maturity Test, dan Vocational Maturity Test.
Pandangan Super oleh pakar-pakar psikologi
Vokasiaonal dinilai sebagai teori yang paling komprehensif dan mendapat banyak
dukungan dari hasil penelitian. Pandangan Super mengandung implikasi-implikasi
bagi pendidikan karier dan konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super
tentang gambaran diri dan kematangan vokasiaonal menjadi pegangan bagi
tenaga-tenaga kependidikan dalam merancang program pendidikan karier dan
bimbingan karier, yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan
informasi tentang dunia kerja, selaras denagn tahap perkembangan karier
tertentu. Denagn kata lain, progaram pendidikan karier dan bimbingan karier di
SD, SMP dan SMA harus bertujuan secara berangsur-angsur mengangkat para siswa
ke tahap pemahaman diri dan pengolahan informasi yang lebih tinggi dan lebih
matang. Dalam konseling karier, bilamana konselor berhadapan seorang konseli,
konselor harus memperhatikan taraf kematangan vokasional yang telah dicapai
oleh konseli. Misalnya konseli yang berkata “ saya tidak tahu pekerjaan apa
yang akan saya pegang dan saya belum berpikir tentang hal ini”, berada ditaraf
kematangan vokasional yang lebih rendah daripada konseli yang berkata “ saya
ingin mengambil suatu ketentuan, tetapi saya tidak tahu bagaiman caranya
membuat pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan”. Kiranya jelas sekali maka
cara melayani konseli pertama harus berbeda dengan cara melayani konseli kedua,
dalam artian individu itu unik. Dia berbeda dengan individu yang lain. Jadi
pemberian bantuan bimbingan juga berbeda.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Donald Super mencanangkan suatu
pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas , karena
perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak
faktor. Faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk
sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi satu
sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang.
Pilihan jabatan merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu
sendiri seperti kebutuhan , sifat-sifat kepribadian , serta kemampuan
intelektual , dan banyak faktor di luar individu , seperti taraf kehidupan
sosial-ekonomi keluarga , variasi tuntutan lingkungan kebudayaan , dan
kesempatan/kelonggaran yang muncul. Titik berat dari hal-hal tersebut diatas
terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri. Unsur yang mendasar dalam
pandangan Donald Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan
pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang (vocational
self-concept) yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri
sendiri.
Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan karier dan
konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan
kematangan vokasional menjadi pegangan bagi seorang tenaga kependidikan bila
merancang program pendidikan karier dan bimbingan karier , yang membawa orang
muda ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja , selaras
dengan tahap perkembangan karier tertentu.
Saran
Diharapkan kepada pembaca agar mampu
memilih atau menentukan karir yang sesuai dengan kepribadian, potensi, minat
dan bakat yang dimiliki sehingga dapat menjalankan kariernya dengan optimal.
Sehingga tidak mengalami masalah dan hambatan dalam berkarier dan mampu
menyesuaikan dirinya dengan kariernya. Dan bagi konselor agar dapat
memberi bimbingan tentang karier sesuai dengan kepribadian dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh konseli (klien). Serta konselor itu
diharapkan memiliki kamampuan dan wawasan tentang karier dan profesional dalm
bidangnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hallen.2005.
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching
Prayitno
dan Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Sukardi,
Dewa Ketut. 2006. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Walgito,
Bimo. 2010. Bimbingan Konseling ( study & karier ).
Yogyakarta: Andi Offset.
Ruslan
A. Gani.2012. Bimbingan Karir . Bndung : Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar