Selasa, 03 Mei 2016

Teori Karir Donald Super

PENDAHULUAN
Latar belakang
            Dalam kehidupan orang dewasa, bekerja merupakan suatu bidang yang sangat pokok yang mengisi sebagian besar waktunya, menuntut sebagian besar pikirannya, dan memenuhi sebagian besar perasaannya. Melalui pekerjaannya seseorang melayani kebutuhan masyarakat, mendapat imbalan untuk memenuhi kebutuhan ekonomisnya sendiri, menciptakan identitas sendiri, dan menumbuhkan harga diri. Selain itu, jabatan yang dipegang seseorang ikut menentukan pola kehidupannya sehari-hari dan lingkungan pergaulan sosialnya. Gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh jabatannya, termasuk kegiatannya dalam waktu senggang sebagai kelanjutan dari jabatannya atau sebagai kompensasi terhadap kekurangan-kekurangan yang dirasakannya dalam lingkup jabatannya. Makna pekerjaan dan jabatan dalam kehidupan orang dewasa semakin tampak, bilamana dia tidak memperoleh kepuasan pribadi dari pekerjaannya   karena kendala-kendala yang melekat pada dirinya sendiri atau hambatan-hambatan yang terdapat dalam lingkungan pekerjaannya. Orang itu merasa tidak bahagia dan bergumulan dengan rasa frustasi, yang akhirnya dapat mengancam kesehatan mentalnya.
            Pertanyaan yang timbul ialah : dengan cara apa atau bagaiamana caranya seseorang akhirnya mengikat diri dan melibatkan diri dalam jabatan tertentu?. Jelaslah bahwa kegiatan-kegiatan orang dewasa berkaitan dengan jabatannya tidak lepas dari apa yang terjadi, apa yang dialami, dan apa yang dilakukan pada tahun-tahun sebelum memangku suatu jabatan tertentu. Dengan kata lain, memangku jabatan tertentu ada sejarah perkembangannya yang meliputi jangka waktu yang lama. Garis perkembangan ini dikenal dengan istilah career development, occupational development, vocational development, yang dalam bahasa Indonesia lazim disebut perkembangan jabatan atau perkembangan karier. Meskipun perkembangan orang dewasa yang sudah mantap berbicara tentang perkembangan jabatan, namun yang terutama disoroti disini adalah apa yang telah terjadi selama bertahun-tahun sebelum seseorang mengikatkan diri pada jabatan tertentu. Selama proses perkembangan jabatan seseorang memperoleh sejumlah keyakinan ,nilai, kebutuhan, kemampuan, keterampilan, minat, sifat kepribadian, pemahaman, dan pengetahuan yang semuanya berkaitan dengan jabatan yang akan dipangkunya.
 Proses itu bersifat individu dan merupakan gabungan dari faktor-faktor psikologi, sosiologis, kultural, geografis, pendidikan, fisik, ekonomi dan kesempatan yang terbuka, yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang.
            Perkembangan jabatan bercirikan perubahan. Ada dua macam perubahan, yakni perubahan yang terjadi dalam individu akibat pertambahan umur, perkembangan dalam berbagai aspek kepribadian dan pengalaman, serta perubahan yang terjadi di luar individu berupa perubahan kesempatan akibat kondisi ekonomi, sosial, dan budaya yang berubah. Semua perubahan ini mempengaruhi arah perkembangan minat, sikap, harapan, dan kemampuan, serta berperan dalam keputusan-keputusan yang diambil dan pilihan-pilihan yang dibuat berkaitan dengan jabatan. Proses perkembangan karier sangat kompleks karena mengandung penggabungan dari banyak faktor dan bercirikan perubahan, serta merupakan bagian penting dalam perencanaan hidup (life planning).

Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pandangan Donald Super tentang karir ?
2.      Apakah pokok- pokok pikiran Donald Super tentang karir ?
3.      Bagaimana proses perkembaagn karir menurut Donald Super ?
Tujuan
1.      Untuk mengetahui pandangan Donald Super tentang karir .
2.      Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran Donald Super tentang karir .
3.      Untuk mengetahui proses perkembangan karir Donald Super .

Manfaat Penyusunan
Makalah ini ditulis dengan harapan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis bagi penulis maupun pembaca. Secara, teoritis makalah ini dapat digunakan sebagai referensi dan menambah pengetahuan tentang teori pilihan karir Donald Super . Sedangkan manfaat makalah ini secara praktis adalah sebagai bahan edukasi bagi penulis sendiri dan bagi pembaca.

Pandangan Donalod Super
 Donald super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses ynag mencakup banyak faktor. Faktor tersebut sebahagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya, yangsemuanya berinteraksi satu sama lain dan sama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Pilihan jabata merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan, sifat-sifart kepribadian serta bkemampuan intelektual, dan banyak faktor di louar individu, seperti taraf kehidupan sosial- ekonomi keluarga, variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, dan kesempatan yang muncul. Namun titik beratnyaterletak pada faktor-faktor pada individu sendiri. Dalam hal ini donald super mengakui sumbangan positif dari teori trait and factors, yang untuk sebagian bergerak dalam psikologi differensial.
Unsur yang mendasar dalam pandangan super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dari jabatan yang akan dipegang , yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri.
Proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap , yaitu fase pengembangan, dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun, di mana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dupadukan dalam struktur gambaran diri; fase ekplorasi dari umur 15 sampai 24 tahun, di mana orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambilo keputusan yang mengikat, fase pemantapan dari umur 25 sampai 44 tahun, yang bercirikan usaha tekun memantapkan diri meloalui selukbeluk pengalaman selama menjalani karier tertentu; fase pembinaan dari umur 45 tahun sampai 64 tahun,  di mana orang yang sudah dewasav menyesuaikan diri dalam penghayatan jabat5annya, fase kemunduruan, bila orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesuadah melepaskan jabatannnya.





Donald E. Super menyusun teorinya yang terdiri atas sepuluh pokok pikiran bahwa:
  1. Tiap orang memiliki perbedaan individual, telah lama diterima secara luas oleh psikolog sekarang. Rentangan ciri-ciri kepribadian demikian sangat luasnya, baik yang terdapat dalam diri individu sendiri maupun antara individu.
  2. Akibat ciri-ciri tersebut, setiap individu masing-masing memiliki kecakapan untuk sejumlah pekerjaan. Rentangan kemampuan, ciri-ciri kepribadian, dan sifat-sifat lain sedemikian luasnya sehingga setiap orang mempunyai kemungkinan untuk berhasil dalam berbagai jabatan. Penelitian dalam bidang rehabilitasi menunjukkan, meskipun seseorang itu cacat berat namun terdapat sejumlah pekerjaan yang dapat dilakukan dengan hasil memuaskan. Bagi orang yang tidak menderita cacat fisik maupun emosional sungguh terbentang luas kemungkinan untuk berhasil dalam berbagai pekerjaan. Hanya sedikit saja jumlah pekerjaan yang memerlukan kemampuan khusus, kecakapan khusus, dan sifat-sifat pribadi yang lebih dari umumnya, seperti halnya dalam kebanyakan kegiatan yang hanya melibatkan otot-otot tertentu atau sekelompok otot. Dengan demikian, kebanyakan pekerjaan hanya sedikkit yang memerlukan kecakapan khusus. Karena setiap orang akan dapat melaksanakan sesuatu pekerjaan dengan baik asalkan  yang bersangkutan telah memiliki ciri-ciri yang dipersyaratkan.
  3. Setiap jabatan memerlukan pola khas daripada kemampuan, minat, dan sifat-sifat kepribadian, tetapi yang cukup luas mentoleransi terhadap berbagai jenis pekerjaan bagi setiap individu dan berbagai individu dalam suatu jabatan.
  4.  Preferensi dan kompetensi profesonal, situasi-situasi di mana orang hidup dan berkerja, serta konsepsi dirinya akan mengalami perubahan karena waktu dan pengalaman, karena itu membuat pilihan dan penyesuaian merupakan suatu proses yang kontinu. Seseorang melatih kecakapan-kecakapan tertentu yang dimilikinya atau mengembangkannnya setingkat lebih tinggi. Karena kecakapan yang telah berkembang ke tingkat yang lebih tinggi memerlukan penyaluran dalam pekerjaan yang dapat memberikan kesempatan untuk mempergunakan kecakapan yang telah berkembang. Juga karena seorang pekerja telah berhasil dalam melaksanakan suatu pekerjaan, ia mulai menydari bahwa ada jabatan tertentu yang dapat lebih memberikan kepuasan. Sebaliknya, mungkin pada situasi pekerjaan yang demikian terlalu menuntut kepada pelakunya sehingga orang tersebut akan mencari pekerjaan lain yang dianggap tidak terlalu membebani pola kemampuannya. Demikian juga konsepsi diri seseorang berubah sehingga orang itu tidak merasakan memperoleh kepuasan lagi dari pekerjaannya  yang semula telah memberikan kepuasan pada dirinya. Karena pekerja maupun pekerjaan tidak statis sifatnya, maka selalu diperlukan perubahan dan penyesuaian dalam rangka menjaga keseimbangan.
  5. Proses ini dapat disimpulkan ke dalam serangkaian tahap-tahap kehidupannya, yakni tahap pertumbuhan, tahap eksplorasi, tahyap pmbentukan (establishment), tahap pembinaan (maintenance), dan tahap kemunduran (decline), dan kemudian masing-masing tahap ini dibagi lagi menjadi:
a)      Tahap patensi, dan
b)      Tahap realistis.
Tahap pembentukan dibagi lagi menjadi :
a)      Tahap mencoba, dan
b)      Tahap yang mentah.
Tahap pertumbuhan bersangkutan dengan pertumbuhan fisik dan psikologis. Pada masa itu seseorang mulai membentuk sikap dan mekanisme perilaku yang kemudian akan menjadi penting dalam konsep dirinya. Bersamaan dengan itu seseorang memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan latar belakang pengetahuan tentang dunia kerja yang akhirnya pengalaman itu akan dipergunakan untuk mengadakan pemilihan pekerjaan mulai yang masih bersifat tentatif sampai dengan yang final.tahap eksplorasi dimulai semenjak seseorang menyadari bahwa pekerjaan merupakan satu aspek dari kehidupannya. Pada awal ini atau masa panatasi seseorang menyatakan pilihan seringkali tidak bersifat realistis dan yang sering erat berhubungan dengan kehidupan permainannya. Tahap pembentukan berkaitan dengan pengalaman seseorang pada saat dia mulai bekerja. Pada masa ini seseorang dengan cara mencoba-coba ingin membuktikan, apakah pilihan dan keputusannya yang dibuat pada masa eksplorasi benar. Sebagian masa ini adalah masa try-out.  Seseorang mungkin dapat menerima suatu pekerjaan dengan peranan yang pasti bahwa dia akan mengubah, pindah jabatan atau pekerjaan, bila pekerjaan itu tidak cocok. Apabila ternyata seseorang mendapat pengalaman yang positif atau keuntungan dari suatu pekerjaan, pilihannya menjadi lebih mantap, dan dia akan memasukkan pilihan pekerjaan itu sebagai suatu yang memberikan kesempatan yang terbaik untuk mendapatkan kepuasan dirinya.
Selama masa pembinaan seseorang berusaha untuk emneruskan atau memelihara situasi pekerjaannya. Pekerjaan yang dilakukan dan konsepsi diri seseorang mempunyai hubungan yang lancar, keduanya terjalin oleh proses perubahan dan penyesuaian yang kontinu. Pada intinya seseorang berkepentingan untuk meneruskan aspek-aspek pekerjaan yang memberikan kepuasan, dan merubah atau memperbaiki aspek-aspek pekerjaan yang tidak menyenangkan, tetapi tidak sampai seseorang itu meninggalkan pekerjaan  untuk berganti dengan pekerjaan lain.
Tahap kemunduran mencakup thap menjelang berhenti bekerja (prereteriment). Pada masa ini pehatian seseorang dipusatkan kepada usaha, bagaimana agar hasil karyanya dapat memenuhi persyaratan output yang minimal. Sekarang lebih memperhatikan usaha mempertahankan, daripada meningkatkan pekerjaan.
  1. Hakikat pola karier seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi orang tuanya, oleh kemampuan mental, dan ciri-ciri kepribadiannya, dan oleh kesempatan-kesempatan yang terbuka bagi dirinya. Semua faktor dalam latar belakang pengalaman seseorang akan mempengaruhi sikap dan perilakunya. Sementara faktor, ada yang lebih besar pengaruhnya daripada yang lain. Tingkat sosial-ekonomi orang tua termasuk faktor yang sangat berpengaruh, hubungan awal yang dilakukan oleh seseorang dengan dunia kerja melalui perantara orang tua, keluarga, dan teman-temannya. Kemampuan mental juga merupakan faktor penting, kemampuan mental akan sangat menentukan keberhasilan belajar, yang seterusnya keberhasilan belajar akan dapat mempersempit atau memperluas pintu/ kesempatan bekerja. Kemampuan bergaul dengan teman-teman lain juga merupakan faktor yang penting, kemampuan ini akan berpengaruh dalam situasi pekerjaan di kemudian hari.
  2. Perkembangan yang melalui tahap-tahap kehidupan, dapat diarahkan oleh sebagian usaha-usaha mempermudah proses kematangan, kemampuan, dan minat. Sebagian oleh bantuan dalam mencoba kenyataan (reality-testing) , dan dalam perkembangan konsepsi diri. Individu dapat dibantu dalam proses menuju ke arah pemilihan pekerjaan secara memuaskan melalui dua saluran:
a)      Dengan cara membantu individu untuk mengembangkan kemampuan minatnya;
b)      Dengan cara membantu individu memperoleh pengertian terhadap dirinya, dan memahami kelemahan/ kekuatan dirinya sendiri, sehingga dengan bahan-bahan ini individu akan dapat membuat pilihan secara memuaskan.
  1. Proses perkembangan vokasional pada hakikatnya merupakan pengembangan dan implementasi konsepsi diri. Konsepsi diri mrupakan suatu hsil perpaduan antara kemampuan dasar yang diwariskan, kesempatan untuk memainkan berbagai peranan dirinya, dan evaluasi atau penilaian orang lain terhadap usaha memainkan peranan tersebut.
Selama masa pendidikan sebelum individu benar-benar memasuki dunia kerja, dia sudah membayangkan jabatan atau peranan yang kelak akan dilakukan. Hal ini merupakan bagian daripada perkembangan konsep dirinya. Setia[p orang berusaha untuk memelihara dan membina suatu konsep diri yang ideal, namun dalam kenyataan individu menghadapi faktor-faktor yang membatasi, yang berasal dari kekurangannya sendiri, dan dari lingkungannya di mana dia  hidup. Faktor yang menghambat pencapaian konsepsi diri yang ideal, dan akibatnya individu melakukan kompromi ajtau menerima konsepsi diri yang kurang ideal.
  1. Proses kompromi (menerima) antara faktor individu dan faktor sosial, antara apakah peranan itu dimainkan dalam fantasi ataukah dalam interviewing-konseling,  atau di dalam kegiatan kehidupan nyata seperti kegiatan sekolah, kegiatan kelompok maupun pekerjaan-pekerjaan yang tidak tetap. Karena dunia kerja demikian kompleks sifatnya dan persyaratan masuk demikian sulit. Maka kecil kemungkinannya untuk dapat mencoba benar-benar berpartisipasi dalam situasi pekerjaan yang nyata.
  2. Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada seberapa jauh individu mendapatkan/ menyalurkan kemampuannya, minatnya, sifat-sifat pribadi, dan nilai-nilai pribadi secara memadai. Juga kepuasn tersebut tergantung pada kemantapannya di dalam situasi pekerjaan dan pandangan hidupnya. Individu akan memperoleh rasa senang dan kepuasan dalam pekerjaannya apabila pekerjaan yang dilakukannya memungkinkan baginya untuk mempegunakan ciri-ciri pribadi dan nilai-nilai dirinya sendiri. Dengan kata lain pengalaman-pengalaman yang dia jumpai dalam pekerjaannya dapat dibandingkan dengan gambaran mental dirinya sebagaimana yang ada darinya sekarang, dan ternyata pekerjaan-pekerjaan itu memberikan kesempatan yang cukup untuk menjadi seperti orang yang digambarkannya. Jika pekerjaan yang dilaksanakannya tidak memberikan kesempatan bagi dirinya untuk menjadi orang yang dia gambarkan/ inginkan, maka orang itu akan merasa tidak senang dan biasanya ketidakpuasan ini akan menyebabkan individu mencari situasi pekerjaan lain.


Proses pengembangan karier
Proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap, yaitu ;
1.    Fase pengembangan (Growth) dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun, di mana anak mengembangkan berbagai potensi, sikap-sikap, minat-minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure),
2.    Fase eksplorasi (Exploration) dari umur 15 sampai 24 tahun, dimana orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat,
3.    Fase pemantapan (Establisment) dari umur 25sampai 44 tahun, yang bercirikan usaha-usaha memantapkan diri melalui pengalaman-pengalaman selama menjalani karier tertentu,
4.    Fase pembinaan (Maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun, dimana orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannyanya,
5.    Fase kemunduran (decline) bila orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru setelah melepaskan jabatannya.
Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan, yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan kaier. Pada masa-masa tertentu dalam hidupnya individu dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan karier tertentu, yaitu  perencanaan garis besar masa depan  antara 14-18 tahun, yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya; penetuan antara umur 18-24 tahun, yang bercirikan mengarahkan diri ke bidang jabatan tertentu dan mulai memangku jabatan itu; pemantapan antara 24-35 tahun, yang bercirikan membuktikan diri mampu memangku jabatan yang terpilih; pengakaran sesudah umur 35 tahun sampai masa pensiun, yang bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh senioritas. Berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan karier, Super mengembangkan konsep kemantangan vokasiaonal yang menunjuk pada keberhsilan seseorang menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasisonal yang khas bagi tahap perkembangan tertentu. Indikasi-indikasi dari kemantangan vokasional adalah, misalnya, kemampuan untuk membuaat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta kesadaran akan fator-faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam  membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri dalam suatu jabatan. Indikasi-indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada masing-masing tahap perkembangan vokasional, lebih-lebih selama masa remaja dan masa dewasa muda. Dalam rangka meneliti dan menilai kematangan vokasional telah dikembangkan alat tes yang dikenal dengan nama Career Development Inventory, Career Maturity Test, dan Vocational Maturity Test.
Pandangan Super oleh pakar-pakar psikologi Vokasiaonal dinilai sebagai teori yang paling komprehensif dan mendapat banyak dukungan dari hasil penelitian. Pandangan Super mengandung implikasi-implikasi bagi pendidikan karier dan konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasiaonal menjadi pegangan bagi tenaga-tenaga kependidikan dalam merancang program pendidikan karier dan bimbingan karier, yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja, selaras denagn tahap perkembangan karier tertentu. Denagn kata lain, progaram pendidikan karier dan bimbingan karier di SD, SMP dan SMA harus bertujuan secara berangsur-angsur mengangkat para siswa ke tahap pemahaman diri dan pengolahan informasi yang lebih tinggi dan lebih matang. Dalam konseling karier, bilamana konselor berhadapan seorang konseli, konselor harus memperhatikan taraf kematangan vokasional yang telah dicapai oleh konseli. Misalnya konseli yang berkata “ saya tidak tahu pekerjaan apa yang akan saya pegang dan saya belum berpikir tentang hal ini”, berada ditaraf kematangan vokasional yang lebih rendah daripada konseli yang berkata “ saya ingin mengambil suatu ketentuan, tetapi saya tidak tahu bagaiman caranya membuat pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan”. Kiranya jelas sekali maka cara melayani konseli pertama harus berbeda dengan cara melayani konseli kedua, dalam artian individu itu unik. Dia berbeda dengan individu yang lain. Jadi pemberian bantuan bimbingan juga berbeda.











BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas , karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan , sifat-sifat kepribadian , serta kemampuan intelektual , dan banyak faktor di luar individu , seperti taraf kehidupan sosial-ekonomi keluarga , variasi tuntutan lingkungan kebudayaan , dan kesempatan/kelonggaran yang muncul. Titik berat dari hal-hal tersebut diatas terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri. Unsur yang mendasar dalam pandangan Donald Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang (vocational self-concept) yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri.
            Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan karier dan konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan bagi seorang tenaga kependidikan bila merancang program pendidikan karier dan bimbingan karier , yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja , selaras dengan tahap perkembangan karier tertentu.

Saran
Diharapkan kepada pembaca agar mampu memilih atau menentukan karir yang sesuai dengan kepribadian, potensi, minat dan bakat yang dimiliki sehingga dapat menjalankan kariernya dengan optimal. Sehingga tidak mengalami masalah dan hambatan dalam berkarier dan mampu menyesuaikan dirinya dengan kariernya. Dan bagi konselor agar dapat  memberi bimbingan tentang karier sesuai dengan kepribadian dan potensi-potensi yang dimiliki oleh konseli (klien). Serta konselor itu diharapkan memiliki kamampuan dan wawasan tentang karier dan profesional dalm bidangnya.


DAFTAR PUSTAKA
Hallen.2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Sukardi, Dewa Ketut. 2006. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan Konseling  ( study & karier ). Yogyakarta: Andi Offset.
Ruslan A. Gani.2012. Bimbingan Karir . Bndung : Angkasa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar