Selasa, 03 Mei 2016

Teori Karir Donald Super

PENDAHULUAN
Latar belakang
            Dalam kehidupan orang dewasa, bekerja merupakan suatu bidang yang sangat pokok yang mengisi sebagian besar waktunya, menuntut sebagian besar pikirannya, dan memenuhi sebagian besar perasaannya. Melalui pekerjaannya seseorang melayani kebutuhan masyarakat, mendapat imbalan untuk memenuhi kebutuhan ekonomisnya sendiri, menciptakan identitas sendiri, dan menumbuhkan harga diri. Selain itu, jabatan yang dipegang seseorang ikut menentukan pola kehidupannya sehari-hari dan lingkungan pergaulan sosialnya. Gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh jabatannya, termasuk kegiatannya dalam waktu senggang sebagai kelanjutan dari jabatannya atau sebagai kompensasi terhadap kekurangan-kekurangan yang dirasakannya dalam lingkup jabatannya. Makna pekerjaan dan jabatan dalam kehidupan orang dewasa semakin tampak, bilamana dia tidak memperoleh kepuasan pribadi dari pekerjaannya   karena kendala-kendala yang melekat pada dirinya sendiri atau hambatan-hambatan yang terdapat dalam lingkungan pekerjaannya. Orang itu merasa tidak bahagia dan bergumulan dengan rasa frustasi, yang akhirnya dapat mengancam kesehatan mentalnya.
            Pertanyaan yang timbul ialah : dengan cara apa atau bagaiamana caranya seseorang akhirnya mengikat diri dan melibatkan diri dalam jabatan tertentu?. Jelaslah bahwa kegiatan-kegiatan orang dewasa berkaitan dengan jabatannya tidak lepas dari apa yang terjadi, apa yang dialami, dan apa yang dilakukan pada tahun-tahun sebelum memangku suatu jabatan tertentu. Dengan kata lain, memangku jabatan tertentu ada sejarah perkembangannya yang meliputi jangka waktu yang lama. Garis perkembangan ini dikenal dengan istilah career development, occupational development, vocational development, yang dalam bahasa Indonesia lazim disebut perkembangan jabatan atau perkembangan karier. Meskipun perkembangan orang dewasa yang sudah mantap berbicara tentang perkembangan jabatan, namun yang terutama disoroti disini adalah apa yang telah terjadi selama bertahun-tahun sebelum seseorang mengikatkan diri pada jabatan tertentu. Selama proses perkembangan jabatan seseorang memperoleh sejumlah keyakinan ,nilai, kebutuhan, kemampuan, keterampilan, minat, sifat kepribadian, pemahaman, dan pengetahuan yang semuanya berkaitan dengan jabatan yang akan dipangkunya.
 Proses itu bersifat individu dan merupakan gabungan dari faktor-faktor psikologi, sosiologis, kultural, geografis, pendidikan, fisik, ekonomi dan kesempatan yang terbuka, yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang.
            Perkembangan jabatan bercirikan perubahan. Ada dua macam perubahan, yakni perubahan yang terjadi dalam individu akibat pertambahan umur, perkembangan dalam berbagai aspek kepribadian dan pengalaman, serta perubahan yang terjadi di luar individu berupa perubahan kesempatan akibat kondisi ekonomi, sosial, dan budaya yang berubah. Semua perubahan ini mempengaruhi arah perkembangan minat, sikap, harapan, dan kemampuan, serta berperan dalam keputusan-keputusan yang diambil dan pilihan-pilihan yang dibuat berkaitan dengan jabatan. Proses perkembangan karier sangat kompleks karena mengandung penggabungan dari banyak faktor dan bercirikan perubahan, serta merupakan bagian penting dalam perencanaan hidup (life planning).

Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pandangan Donald Super tentang karir ?
2.      Apakah pokok- pokok pikiran Donald Super tentang karir ?
3.      Bagaimana proses perkembaagn karir menurut Donald Super ?
Tujuan
1.      Untuk mengetahui pandangan Donald Super tentang karir .
2.      Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran Donald Super tentang karir .
3.      Untuk mengetahui proses perkembangan karir Donald Super .

Manfaat Penyusunan
Makalah ini ditulis dengan harapan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis bagi penulis maupun pembaca. Secara, teoritis makalah ini dapat digunakan sebagai referensi dan menambah pengetahuan tentang teori pilihan karir Donald Super . Sedangkan manfaat makalah ini secara praktis adalah sebagai bahan edukasi bagi penulis sendiri dan bagi pembaca.

Pandangan Donalod Super
 Donald super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses ynag mencakup banyak faktor. Faktor tersebut sebahagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya, yangsemuanya berinteraksi satu sama lain dan sama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Pilihan jabata merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan, sifat-sifart kepribadian serta bkemampuan intelektual, dan banyak faktor di louar individu, seperti taraf kehidupan sosial- ekonomi keluarga, variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, dan kesempatan yang muncul. Namun titik beratnyaterletak pada faktor-faktor pada individu sendiri. Dalam hal ini donald super mengakui sumbangan positif dari teori trait and factors, yang untuk sebagian bergerak dalam psikologi differensial.
Unsur yang mendasar dalam pandangan super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dari jabatan yang akan dipegang , yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri.
Proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap , yaitu fase pengembangan, dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun, di mana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dupadukan dalam struktur gambaran diri; fase ekplorasi dari umur 15 sampai 24 tahun, di mana orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambilo keputusan yang mengikat, fase pemantapan dari umur 25 sampai 44 tahun, yang bercirikan usaha tekun memantapkan diri meloalui selukbeluk pengalaman selama menjalani karier tertentu; fase pembinaan dari umur 45 tahun sampai 64 tahun,  di mana orang yang sudah dewasav menyesuaikan diri dalam penghayatan jabat5annya, fase kemunduruan, bila orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesuadah melepaskan jabatannnya.





Donald E. Super menyusun teorinya yang terdiri atas sepuluh pokok pikiran bahwa:
  1. Tiap orang memiliki perbedaan individual, telah lama diterima secara luas oleh psikolog sekarang. Rentangan ciri-ciri kepribadian demikian sangat luasnya, baik yang terdapat dalam diri individu sendiri maupun antara individu.
  2. Akibat ciri-ciri tersebut, setiap individu masing-masing memiliki kecakapan untuk sejumlah pekerjaan. Rentangan kemampuan, ciri-ciri kepribadian, dan sifat-sifat lain sedemikian luasnya sehingga setiap orang mempunyai kemungkinan untuk berhasil dalam berbagai jabatan. Penelitian dalam bidang rehabilitasi menunjukkan, meskipun seseorang itu cacat berat namun terdapat sejumlah pekerjaan yang dapat dilakukan dengan hasil memuaskan. Bagi orang yang tidak menderita cacat fisik maupun emosional sungguh terbentang luas kemungkinan untuk berhasil dalam berbagai pekerjaan. Hanya sedikit saja jumlah pekerjaan yang memerlukan kemampuan khusus, kecakapan khusus, dan sifat-sifat pribadi yang lebih dari umumnya, seperti halnya dalam kebanyakan kegiatan yang hanya melibatkan otot-otot tertentu atau sekelompok otot. Dengan demikian, kebanyakan pekerjaan hanya sedikkit yang memerlukan kecakapan khusus. Karena setiap orang akan dapat melaksanakan sesuatu pekerjaan dengan baik asalkan  yang bersangkutan telah memiliki ciri-ciri yang dipersyaratkan.
  3. Setiap jabatan memerlukan pola khas daripada kemampuan, minat, dan sifat-sifat kepribadian, tetapi yang cukup luas mentoleransi terhadap berbagai jenis pekerjaan bagi setiap individu dan berbagai individu dalam suatu jabatan.
  4.  Preferensi dan kompetensi profesonal, situasi-situasi di mana orang hidup dan berkerja, serta konsepsi dirinya akan mengalami perubahan karena waktu dan pengalaman, karena itu membuat pilihan dan penyesuaian merupakan suatu proses yang kontinu. Seseorang melatih kecakapan-kecakapan tertentu yang dimilikinya atau mengembangkannnya setingkat lebih tinggi. Karena kecakapan yang telah berkembang ke tingkat yang lebih tinggi memerlukan penyaluran dalam pekerjaan yang dapat memberikan kesempatan untuk mempergunakan kecakapan yang telah berkembang. Juga karena seorang pekerja telah berhasil dalam melaksanakan suatu pekerjaan, ia mulai menydari bahwa ada jabatan tertentu yang dapat lebih memberikan kepuasan. Sebaliknya, mungkin pada situasi pekerjaan yang demikian terlalu menuntut kepada pelakunya sehingga orang tersebut akan mencari pekerjaan lain yang dianggap tidak terlalu membebani pola kemampuannya. Demikian juga konsepsi diri seseorang berubah sehingga orang itu tidak merasakan memperoleh kepuasan lagi dari pekerjaannya  yang semula telah memberikan kepuasan pada dirinya. Karena pekerja maupun pekerjaan tidak statis sifatnya, maka selalu diperlukan perubahan dan penyesuaian dalam rangka menjaga keseimbangan.
  5. Proses ini dapat disimpulkan ke dalam serangkaian tahap-tahap kehidupannya, yakni tahap pertumbuhan, tahap eksplorasi, tahyap pmbentukan (establishment), tahap pembinaan (maintenance), dan tahap kemunduran (decline), dan kemudian masing-masing tahap ini dibagi lagi menjadi:
a)      Tahap patensi, dan
b)      Tahap realistis.
Tahap pembentukan dibagi lagi menjadi :
a)      Tahap mencoba, dan
b)      Tahap yang mentah.
Tahap pertumbuhan bersangkutan dengan pertumbuhan fisik dan psikologis. Pada masa itu seseorang mulai membentuk sikap dan mekanisme perilaku yang kemudian akan menjadi penting dalam konsep dirinya. Bersamaan dengan itu seseorang memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan latar belakang pengetahuan tentang dunia kerja yang akhirnya pengalaman itu akan dipergunakan untuk mengadakan pemilihan pekerjaan mulai yang masih bersifat tentatif sampai dengan yang final.tahap eksplorasi dimulai semenjak seseorang menyadari bahwa pekerjaan merupakan satu aspek dari kehidupannya. Pada awal ini atau masa panatasi seseorang menyatakan pilihan seringkali tidak bersifat realistis dan yang sering erat berhubungan dengan kehidupan permainannya. Tahap pembentukan berkaitan dengan pengalaman seseorang pada saat dia mulai bekerja. Pada masa ini seseorang dengan cara mencoba-coba ingin membuktikan, apakah pilihan dan keputusannya yang dibuat pada masa eksplorasi benar. Sebagian masa ini adalah masa try-out.  Seseorang mungkin dapat menerima suatu pekerjaan dengan peranan yang pasti bahwa dia akan mengubah, pindah jabatan atau pekerjaan, bila pekerjaan itu tidak cocok. Apabila ternyata seseorang mendapat pengalaman yang positif atau keuntungan dari suatu pekerjaan, pilihannya menjadi lebih mantap, dan dia akan memasukkan pilihan pekerjaan itu sebagai suatu yang memberikan kesempatan yang terbaik untuk mendapatkan kepuasan dirinya.
Selama masa pembinaan seseorang berusaha untuk emneruskan atau memelihara situasi pekerjaannya. Pekerjaan yang dilakukan dan konsepsi diri seseorang mempunyai hubungan yang lancar, keduanya terjalin oleh proses perubahan dan penyesuaian yang kontinu. Pada intinya seseorang berkepentingan untuk meneruskan aspek-aspek pekerjaan yang memberikan kepuasan, dan merubah atau memperbaiki aspek-aspek pekerjaan yang tidak menyenangkan, tetapi tidak sampai seseorang itu meninggalkan pekerjaan  untuk berganti dengan pekerjaan lain.
Tahap kemunduran mencakup thap menjelang berhenti bekerja (prereteriment). Pada masa ini pehatian seseorang dipusatkan kepada usaha, bagaimana agar hasil karyanya dapat memenuhi persyaratan output yang minimal. Sekarang lebih memperhatikan usaha mempertahankan, daripada meningkatkan pekerjaan.
  1. Hakikat pola karier seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi orang tuanya, oleh kemampuan mental, dan ciri-ciri kepribadiannya, dan oleh kesempatan-kesempatan yang terbuka bagi dirinya. Semua faktor dalam latar belakang pengalaman seseorang akan mempengaruhi sikap dan perilakunya. Sementara faktor, ada yang lebih besar pengaruhnya daripada yang lain. Tingkat sosial-ekonomi orang tua termasuk faktor yang sangat berpengaruh, hubungan awal yang dilakukan oleh seseorang dengan dunia kerja melalui perantara orang tua, keluarga, dan teman-temannya. Kemampuan mental juga merupakan faktor penting, kemampuan mental akan sangat menentukan keberhasilan belajar, yang seterusnya keberhasilan belajar akan dapat mempersempit atau memperluas pintu/ kesempatan bekerja. Kemampuan bergaul dengan teman-teman lain juga merupakan faktor yang penting, kemampuan ini akan berpengaruh dalam situasi pekerjaan di kemudian hari.
  2. Perkembangan yang melalui tahap-tahap kehidupan, dapat diarahkan oleh sebagian usaha-usaha mempermudah proses kematangan, kemampuan, dan minat. Sebagian oleh bantuan dalam mencoba kenyataan (reality-testing) , dan dalam perkembangan konsepsi diri. Individu dapat dibantu dalam proses menuju ke arah pemilihan pekerjaan secara memuaskan melalui dua saluran:
a)      Dengan cara membantu individu untuk mengembangkan kemampuan minatnya;
b)      Dengan cara membantu individu memperoleh pengertian terhadap dirinya, dan memahami kelemahan/ kekuatan dirinya sendiri, sehingga dengan bahan-bahan ini individu akan dapat membuat pilihan secara memuaskan.
  1. Proses perkembangan vokasional pada hakikatnya merupakan pengembangan dan implementasi konsepsi diri. Konsepsi diri mrupakan suatu hsil perpaduan antara kemampuan dasar yang diwariskan, kesempatan untuk memainkan berbagai peranan dirinya, dan evaluasi atau penilaian orang lain terhadap usaha memainkan peranan tersebut.
Selama masa pendidikan sebelum individu benar-benar memasuki dunia kerja, dia sudah membayangkan jabatan atau peranan yang kelak akan dilakukan. Hal ini merupakan bagian daripada perkembangan konsep dirinya. Setia[p orang berusaha untuk memelihara dan membina suatu konsep diri yang ideal, namun dalam kenyataan individu menghadapi faktor-faktor yang membatasi, yang berasal dari kekurangannya sendiri, dan dari lingkungannya di mana dia  hidup. Faktor yang menghambat pencapaian konsepsi diri yang ideal, dan akibatnya individu melakukan kompromi ajtau menerima konsepsi diri yang kurang ideal.
  1. Proses kompromi (menerima) antara faktor individu dan faktor sosial, antara apakah peranan itu dimainkan dalam fantasi ataukah dalam interviewing-konseling,  atau di dalam kegiatan kehidupan nyata seperti kegiatan sekolah, kegiatan kelompok maupun pekerjaan-pekerjaan yang tidak tetap. Karena dunia kerja demikian kompleks sifatnya dan persyaratan masuk demikian sulit. Maka kecil kemungkinannya untuk dapat mencoba benar-benar berpartisipasi dalam situasi pekerjaan yang nyata.
  2. Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada seberapa jauh individu mendapatkan/ menyalurkan kemampuannya, minatnya, sifat-sifat pribadi, dan nilai-nilai pribadi secara memadai. Juga kepuasn tersebut tergantung pada kemantapannya di dalam situasi pekerjaan dan pandangan hidupnya. Individu akan memperoleh rasa senang dan kepuasan dalam pekerjaannya apabila pekerjaan yang dilakukannya memungkinkan baginya untuk mempegunakan ciri-ciri pribadi dan nilai-nilai dirinya sendiri. Dengan kata lain pengalaman-pengalaman yang dia jumpai dalam pekerjaannya dapat dibandingkan dengan gambaran mental dirinya sebagaimana yang ada darinya sekarang, dan ternyata pekerjaan-pekerjaan itu memberikan kesempatan yang cukup untuk menjadi seperti orang yang digambarkannya. Jika pekerjaan yang dilaksanakannya tidak memberikan kesempatan bagi dirinya untuk menjadi orang yang dia gambarkan/ inginkan, maka orang itu akan merasa tidak senang dan biasanya ketidakpuasan ini akan menyebabkan individu mencari situasi pekerjaan lain.


Proses pengembangan karier
Proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap, yaitu ;
1.    Fase pengembangan (Growth) dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun, di mana anak mengembangkan berbagai potensi, sikap-sikap, minat-minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure),
2.    Fase eksplorasi (Exploration) dari umur 15 sampai 24 tahun, dimana orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat,
3.    Fase pemantapan (Establisment) dari umur 25sampai 44 tahun, yang bercirikan usaha-usaha memantapkan diri melalui pengalaman-pengalaman selama menjalani karier tertentu,
4.    Fase pembinaan (Maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun, dimana orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannyanya,
5.    Fase kemunduran (decline) bila orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru setelah melepaskan jabatannya.
Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan, yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan kaier. Pada masa-masa tertentu dalam hidupnya individu dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan karier tertentu, yaitu  perencanaan garis besar masa depan  antara 14-18 tahun, yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya; penetuan antara umur 18-24 tahun, yang bercirikan mengarahkan diri ke bidang jabatan tertentu dan mulai memangku jabatan itu; pemantapan antara 24-35 tahun, yang bercirikan membuktikan diri mampu memangku jabatan yang terpilih; pengakaran sesudah umur 35 tahun sampai masa pensiun, yang bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh senioritas. Berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan karier, Super mengembangkan konsep kemantangan vokasiaonal yang menunjuk pada keberhsilan seseorang menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasisonal yang khas bagi tahap perkembangan tertentu. Indikasi-indikasi dari kemantangan vokasional adalah, misalnya, kemampuan untuk membuaat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta kesadaran akan fator-faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam  membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri dalam suatu jabatan. Indikasi-indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada masing-masing tahap perkembangan vokasional, lebih-lebih selama masa remaja dan masa dewasa muda. Dalam rangka meneliti dan menilai kematangan vokasional telah dikembangkan alat tes yang dikenal dengan nama Career Development Inventory, Career Maturity Test, dan Vocational Maturity Test.
Pandangan Super oleh pakar-pakar psikologi Vokasiaonal dinilai sebagai teori yang paling komprehensif dan mendapat banyak dukungan dari hasil penelitian. Pandangan Super mengandung implikasi-implikasi bagi pendidikan karier dan konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasiaonal menjadi pegangan bagi tenaga-tenaga kependidikan dalam merancang program pendidikan karier dan bimbingan karier, yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja, selaras denagn tahap perkembangan karier tertentu. Denagn kata lain, progaram pendidikan karier dan bimbingan karier di SD, SMP dan SMA harus bertujuan secara berangsur-angsur mengangkat para siswa ke tahap pemahaman diri dan pengolahan informasi yang lebih tinggi dan lebih matang. Dalam konseling karier, bilamana konselor berhadapan seorang konseli, konselor harus memperhatikan taraf kematangan vokasional yang telah dicapai oleh konseli. Misalnya konseli yang berkata “ saya tidak tahu pekerjaan apa yang akan saya pegang dan saya belum berpikir tentang hal ini”, berada ditaraf kematangan vokasional yang lebih rendah daripada konseli yang berkata “ saya ingin mengambil suatu ketentuan, tetapi saya tidak tahu bagaiman caranya membuat pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan”. Kiranya jelas sekali maka cara melayani konseli pertama harus berbeda dengan cara melayani konseli kedua, dalam artian individu itu unik. Dia berbeda dengan individu yang lain. Jadi pemberian bantuan bimbingan juga berbeda.











BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas , karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan , sifat-sifat kepribadian , serta kemampuan intelektual , dan banyak faktor di luar individu , seperti taraf kehidupan sosial-ekonomi keluarga , variasi tuntutan lingkungan kebudayaan , dan kesempatan/kelonggaran yang muncul. Titik berat dari hal-hal tersebut diatas terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri. Unsur yang mendasar dalam pandangan Donald Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang (vocational self-concept) yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri.
            Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan karier dan konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan bagi seorang tenaga kependidikan bila merancang program pendidikan karier dan bimbingan karier , yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja , selaras dengan tahap perkembangan karier tertentu.

Saran
Diharapkan kepada pembaca agar mampu memilih atau menentukan karir yang sesuai dengan kepribadian, potensi, minat dan bakat yang dimiliki sehingga dapat menjalankan kariernya dengan optimal. Sehingga tidak mengalami masalah dan hambatan dalam berkarier dan mampu menyesuaikan dirinya dengan kariernya. Dan bagi konselor agar dapat  memberi bimbingan tentang karier sesuai dengan kepribadian dan potensi-potensi yang dimiliki oleh konseli (klien). Serta konselor itu diharapkan memiliki kamampuan dan wawasan tentang karier dan profesional dalm bidangnya.


DAFTAR PUSTAKA
Hallen.2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Sukardi, Dewa Ketut. 2006. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan Konseling  ( study & karier ). Yogyakarta: Andi Offset.
Ruslan A. Gani.2012. Bimbingan Karir . Bndung : Angkasa.



Teori Karir Anne Roe

Nama  : khairina ulfa syaimi
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu prinsip dalam bimbingan dan konseling adalah bahwa setiap individu itu unik. Keunikan-keunikan tersebut dapat dilihat dalam berbagai hal. Misal saja karakter masing-masing individu, potensi dalam diri, cara berpikir (mindset), serta pemilihan karir setiap individu.
Dalam bimbingan konseling, salah satu bidang layanannya adalah bimbingan konseling karir. Bimbingan konseling karir adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar individu tersebut dapat memhami diri dan lingkungannya, sehingga mampu merencanakan karirnya di masa yang akan datang. Dalam pelaksanaan bimbingan karir terdapat beberapa teori yang mendukung, salah satunya adalah teori pilihan karir Roe.
Teori Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti terhadap perkembangan jabatan. Dia meneliti pengaruh dari gaya interaksi antara orang tua dan anak, serta pengaruh pola asuh orang tua (parental styles) dan pendidikan keluarga terhadap kebutuhan-kebutuhanyang dikembangkan oleh anak, dan bagaimana hubungan antara kebutuhan ini dengan gay ahidup masa dewasanya kelak. Dari uraian tersebut maka dalam makalah ini penyusun akan menmbahas mengenai teori pilihan karir Roe.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai berikut.
  1. Siapa saja tokoh yang berpengaruh dalam penyusunan teori pilihan karir Roe?
  2. Bagaimana konsep dasar dari teori Roe?
  3. Apa saja penggolongan karir menurut teori Roe?
  4. Apa saja kelebihan dan kelemahan dari teori Roe?
  5. Bagaimana aplikasi teori Roe dalam bimbingan karir?



C. Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut.
  1. Untuk mengetahui siapa saja tokoh yang berpengaruh dalam penyusunan teori pilihan karir Roe.
  2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar dari teori Roe.
  3. Untuk mengetahui penggolongan karir menurut teori Roe.
  4. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan dari teori Roe.
  5. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi teori Roe dalam bimbingan karir.
D. Manfaat Penyusunan
Makalah ini ditulis dengan harapan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis bagi penulis maupun pembaca. Secara, teoritis makalah ini dapat digunakan sebagai referensi dan menambah pengetahuan tentang teori pilihan karir Roe. Sedangkan manfaat makalah ini secara praktis adalah sebagai bahan edukasi bagi penulis sendiri dan bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
 A. Tokoh yang Berpengaruh dalam Teori Roe
Anne Roe (28 Agustus 1904- 28 Juni 1991) adalah seorang dosen di Universitas Arizona, sekaligus juga Psikolog ternama Amerika. Karyanya yang terkenal adalah The Psychology of Occupations (1959). Anne Roe mengemukakan pandangannya, sebagai berikut, “Pola pengembangan arah pilih jabatan terutama, sangat ditentukan oleh kesan pertama. Yaitu pada masa bayi dan masa awal kanak-kanak, berupa kesan atas perasaan puas dan tidak puas, selanjutnya akan terus berkembang menjadi suatu kekuatan yang berupa energi psikis.”
Teori Roe dirumuskan berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai latar belakang perkembangan dan kepribadian para ilmuwan di berbagai bidang, antara lain ilmu-ilmu pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam (biologis). Teori Roe tergolong teori pilihan karir yang berdasar pada teori kepribadian. Hal yang dianggap penting di dalam teori ini adalah kebutuhan dan adanya jenis-jenis kepribadian. Dalam hal kebutuhan, orang akan memilih pekerjaan yang dapat memuaskan kebutuhannya.  Pandangan-pandangan yang berpengaruh pada penyusunan teori Roe, yaitu teori penyaluran tenaga kejiwaan dan pengaruh pengalaman masa kecil (Murphy), teori kebutuhan (Maslow), dan faktor keturunan.
B. Konsep Dasar Teori Roe
Teori Roe atau biasa disebut sebagai “a need theory approach to career choice” atau teori pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan, memandang pilihan karir seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yang mendasar dalam hidup. Ketiga komponen tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Pengaruh Hereditas terhadap Putusan Karir
Roe memandang bahwa pada prinsipnya individu memiliki berbagai potensi bawaan yang akan menentukan sifat-sifat, minat, bakat dan tempramen. Pada akhirnya potensi tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang terutama dalam pemilihan karir yang akan dilalui pada masa yang akan datang. Seorang anak yang terlahir dari keluarga yang bekerja pada bidang jasa cenderung juga akan bekerja pada bidang jasa ketika ia dewasa kelak, demikian juga halnya dengan bidang pekerjaan lainnya. Sifat, minat, bakat dan temperamen individu diturunkan dari orang tua mereka.
2.      Pengalaman Masa Kecil
Berbagai pola asuh yang diterima individu pada masa anak-anak akan mempengaruhi bagaimana pilihan karirnya di masa depan. Selain itu, suasana dan iklim yang ada di keluarga juga memiliki kontribusi besar terhadap pilihan karir individu. Suasana yang terjadi tersebut dapat saja berupa hal yang positif, seperti, kasih sayang, penuh perhatian, dan saling menghargai. Suasana negatif, misalnya, perlakuan kasar, kekerasan, acuh tak acuh dan keluarga yang broken home.


Roe dan Siegelman mengemukakan hipotesis mengenai pengaruh pendiddikan dan pola asuh orang tua terhadap anak sebagai berikut.
  1. Lingkungan keluarga yang mencintai, melindungi dan menuntut secara wajar akan menuntun anak menjadi orang yang memiliki orientasi di masa kanak-kanak dan orang yang berorientasi dalam pekerjaan yang akan ditempatinya.
  2. Lingkungan keluarga yang menolak, mengabaikan dan tidak acuh terhadap anak akan menggiring anak menjadi orang yang tidak memilki orientasi dalam pekerjaan.
  3. Kondisi yang terlalu melindungi (over-protective) atau menuntut terlalu berlebihan akan menjadikan anak tidak memiliki orientasi dalam pekerjaan,
  4. Sebagian anak yang berasal dari keluarga yang bersifat menolak kemungkinan orientasinya menjadi mencari kepuasan.
  5. Lingkungan keluarga yang santai dan mencintai akan memberikan jumlah keterkaitan yang memadai.
Dalam perkembangan jabatan, Anne Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti. Gaya interaksi orang tua dan anak, serta pengaruh pola pendidikan keluarga menjadi kebutuhan perkembangan anak yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup dewasa nanti.
Roe mengemukakan tiga kategori pendidikan yang di terapkan oleh orang tua. Ketiga kategori tersebut adalah sebagai berikut.
Menjauhi Anak
Perilaku orang tua yang menjauhi anak cenderung akan bersifat sebagai berikut.
1) Menolak
Dingin, bermusuhan, menunjukkan kekurangan-kekurangan dan mengabaikan preferensi-preferensi dan opini-opini anak.
2) Mengabaikan
Memberikan perawatan fisik minimum tidak memberikan afeksi, dingin tetapi tidak menghina.
Konsentrasi Emosional pada Anak
Pemusatan perhatian pada anak memiliki dua kategori,yaitu.
1) Overprotecting     
Memberikan perlindungan berlebih-lebihan (cenderung hangat),terlalu baik, penuh kasih sayang, membolehkan sedikit kebebasan pribadi, melindungi dari yang menyakitkan.
2) Overdemanding
Terlalu menuntut (cenderung dingin), menentukan standar-standar tinggi, mendesak untuk memperoleh prestasi akademik yang tinggi, dalam bentuknya yang ekstrim cenderung menolak.
Penerimaan terhadap Anak
Pola penerimaan terhadap anak di bagi menjadi dua, yaitu.
1) Santai atau Casual
Sedikit kasih sayang, responsif kalau pikiran tidak kacau,tidak ambil pusing tentang anak, membuat beberapa peraturan dan tidak melaksanakannya.
2) Penuh Kasih atau Loving
Memberikan perhatian hangat dan penuh kasih sayang, membantu dengan rancangan-rancangan, menggunakan penalaran dan bukan hukuman, mendorong independensi.
Menurut Roe dari kategori emosional yang ada di dalam rumah tersebut, kategori penuh kasih, overprotective dan overdemanding akan cenderung menghasilkan seseorang yang kejuruannya beroriantasi pada kontak dengan orang lain (person oriented). Sedangkan kategori santai, menolak dan mengabaikan cenderung menghasilkan seseorang yang kejuruannya beroriantasi pada benda-benda (non_person oriented).    


3.      Kebutuhan-Kebutuhan Manusia
Kebutuhan-kebutuhan individu dapat mempengaruhi pilihan karir individu tersebut. Dalam hal ini Roe berpijak kepada teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Secara hirarki Maslow menyebutkan motif kebutuhan individu (dalam Alwisol, 2012 : 204-206), yaitu.
  1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
  2. Kebutuhan keamanan (safety needs)
  3. Kebutuhan dimiliki dan dicinta (belonging and love needs)
  4. Kebutuhan harga diri (self esteem needs)
  5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs)
Hirarki kebutuhan Maslow ini lazim juga digambarkan sebagai piramida, dimana kebutuhan paling dasar memiliki ruang paling luas dan semakin ke atas ruang yang tersedia semakin kecil. Disana dapat diliat bahwa manusia dalam kehidupannya memiliki tingkatan-tingkatan kebutuhan yang mesti dipenuhi, sesuai dengan taraf dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan. Ada kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan mudah, kebutuhan yang tertunda dan bahkan ada kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi sama sekali.
C.    Pilihan Karir Berdasarkan Teori Roe
Roe menggolongkan seluruh jabatan atas dua kategori dasar (dalam Winkel dan Hastuti, 2007:630), yaitu.
a.      Person Oriented
Pekerjaan yang berorientasi pada kontak dengan orang lain. Misalnya orang -orang yang suka bekerja bersama dengan orang lain, di anggap cenderung demikian karena mereka menghayati kebutuhan yang kuat untuk di terima baik oleh orang lain. Semua orang ini di didik oleh orang tua yang menunjukan sikap menerima dan menyayangi. Kelompok atau penggolongan pekerjaan yang tergolong dalam kelompok ini adalah.


1) Jasa (service)
Pekerjaan-pekerjaan yang tugas utamanya berhubungan langsung dengan kebanyakan orang dan bertugas untuk melayani orang lain serta berbuat untuk kepentingan orang lain.
2) Kontak bisnis (business contact)
Pekerjaan-pekejaan yang langsung berinteraksi langsung dengan orang lain dengan tujuan lebih kepada upaya untuk mempengaruhi dibandingkan dengan berbuat untuk kepentingan orang lain.
3) Organisasi (organization)
Pekerjaan-pekerjaan manajerial serta membentuk interaksi yang bersifat formal untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
4) Kebudayaan (general culture)
Pekerjaan-pekerjaan yang tujuan utamanya adalah upaya untuk pelestarian dan pewarisan budaya,seperti halnya pendidikan.
5) Seni dan hiburan (art and entertainment)
Pekerjaan-pekerjaan yang membentuk interaksi antara orang-orang yang memiliki kreatifitas dan keterampilan khusus.     
b.      Non-Person Oriented
Pekerjaan yang berorientasi pada benda-benda. Pekerjan non-peron oriented ini biasanya adalah orang- orang yang lebih suka bekerja dengan menangani barang atau benda tanpa mencari kontak dengan individu di sekitarnya itu di anggap berkecenderungan demikian karena mereka menghayati kebutuhan yang kuat untuk merasa aman dan terlindung dari bahaya. Kelompok atau penggolongan pekerjaan yang tergolong dalam non-peron oriented adalah.


1) Teknologi (technology)
Pekerjaan-pekerjaan yang berorientasi kepada produksi, pemeliharaan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan barang
2) Luar ruangan (outdoor)
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di ruangan terbuka/alam bebas dan tidak terlalu tergantung/membutuhkan adanya interaksi dengan banyak orang.
3) Ilmu pengetahuan (science)
Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pengembangan keilmuan, teori, konsep dibidang ilmu yang berhubungan dengan perilaku.
Roe (dalam Munandir, 1996:105) mengemukakan bahwa terdapat enam tingkatan atau aras dalam karir. Keenam tingkatan tersebur adalah.
  1. Tak terampil, pekerjaan pada tingkat ini tidak membutuhakan keahlian atau pendidikan khusus.
  2. Semi terampil, pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya keterampilan dan pengalaman khusus, namun belum mensyaratkan adanya kemandirian dan inisiatif yang tinggi dari individu.
  3. Terampil, pekerjaan pada tingkatan ini menuntut adanya keterampilan dan pendidikan khusus pada individu.
  4. Semi professional dan bisnisk kecil, pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya tanggung jawab dalam skala rendah dan kebijaksanaan untuk diri sendiri. Individu pada tingkatan ini berpendidikan menengah atas umum atau tekhnologi kejuruan.
  5. Professional tingakatan kedua, mensyaratkan adanya kemandirian dan tanggung jawab yang lebih besar serta telah menerapkan sistem manajerial yang baik. Individu yang berada pada tingkatan ini memiliki pendidikan yang baik, yakni berada pada jenjang sarjana hingga master.
  6. Professional tingkatan pertama, secara mandiri telah mampu untuk berkarya cipta dan menerapkan sistem manajerial secara baik. Pada tingkatan ini telah terbentuk tanggung jawab penuh pada individu untuk mengaambil berbagai keputusan dan kebijaksanaan. Individu yang berada pada tingkatan ini memiliki pendidikan yang relatif tinggi dan mapan.
D. Kelebihan dan Kelemahan Teori Roe
Kelebihan dari teori Roe adalah sebagai berikut.
  1. Teori Roe lebih mengutakan pada pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan.
  2. Kombinasi antara hubungan orang tua-anak pada masa dini, pengalamanlingkungan, dan faktor-faktor genetik, menentukan perkembangan struktur kebutuhan itu. Individu kemudian belajar untuk memuaskan kebutuhannyatersebut. Intensitas kebutuhan merupakan faktor penentu utama yang memotivasiindividu untuk mencapai tingkat hierarkhi yang lebih tinggi dalam suatu struktur  pekerjaan.
  3. Roe telah memberikan kontribusi yang besar pada konseling karir yaitu dengan mengarahkan banyak perhatian pada periode perkembangan masa kanak-kanak.
Sedangkan kelemahan dari teori ini adalah sebagai berikut.
  1. Hanya sedikit saja yang mendukung model teori tersebut.
  2. Perbedaan interaksi orang tua-anak menghasilkan perbedaan dalam pemilihan pekerjaan.
  3. Pendapat Roe bahwa interaksi orang tua-anak berpengaruh terhadap pilihan pekerjaan di kemudian hari ternyata sulit untuk divalidasi.
  4. Jika terjadi perbedaan antara keinginan orang dan ketidaksesuaian dengan minatdan bakat anak, maka pandangan ini tidak akan sesuai bagi konselor karier sehingga konselor akan mengalami kesulitan dalam mengarahkan karir anak dan konselor perlu waktu untuk menyesuaikan kondisi yang dihadapi tersebut.





E. Aplikasi Teori Roe dalam Bimbingan Karir
Sesuai dengan teori Anne Roe dalam rangka usaha bimbingan karir, salah satu komponen yang perlu diperhatikan adalah faktor hereditas atau keturunan. Roe memandang bahwa pada prinsipnya individu memiliki berbagai potensi bawaan yang akan menentukan sifat-sifat, minat, bakat dan tempramen. Pada akhirnya potensi tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang terutama dalam pemilihan karir yang akan dilalui pada masa yang akan datang. Dalam pengembangan bimbingan karir, konselor perlu memperhatikan adanya potensi yang dimiliki oleh individu tersebut.
Pengaplikasian teori Roe dalam bimbingan karir di sekolah salah satunya dengan melibatkan peranan orang tua  dalam pelaksanaan bimbingan karir. Peran orang tua dalam bimbingan karir itu sendiri menurut Ruslan A. Gani (1996:68) misalnya dengan menyelenggarakan seminar atau diskusi yang melibatkan orang tua, konselor dan individu itu sendiri untuk membicarakan cara-cara yang memunginkan mereka membantu putera puterinya merencanakan dan mempersiapkan pekerjaan dan kehidupan sesudah tamat sekolah. Orangtua dapat menggunakan informasi dari sekolah tentang bakat, minat, intelegensi, kepribadian, prestasi belajar, kegagalan-kegagalan, kesuksesan, dan sebagainya.









BAB III
PENUTUP
 A.    Simpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Teori Roe tergolong teori pilihan karir yang berdasar pada teori kepribadian. Dalam perkembangan jabatan, Anne Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti. Gaya interaksi orang tua dan anak, serta pengaruh pola pendidikan keluarga menjadi kebutuhan perkembangan anak yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup dewasa nanti.
Sesuai dengan teori Anne Roe dalam rangka usaha bimbingan karir, salah satu komponen yang perlu diperhatikan adalah faktor hereditas atau keturunan. Pengaplikasian teori Roe dalam bimbingan karir di sekolah salah satunya dengan melibatkan peranan orang tua  dalam pelaksanaan bimbingan karir. Orangtua dapat menggunakan informasi dari sekolah tentang bakat, minat, intelegensi, kepribadian, prestasi belajar, kegagalan-kegagalan, kesuksesan, dan sebagainya. Maka dari itu Teori Roe berperan penting dalam pelaksanaan bimbingan karir disekolah.

B.  Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan bimbingan karir, bukan hanya berdasar pada Teori Roe saja tetapi juga pada teori-teori pendukung yang lain sehingga dalam pelaksanaan bimbingan karir dapat berjalan dengan baik.




 DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2012. Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Anonim. 2012. Teori Karier Anne Roe. http://bkpemula.wordpress.com/2012/03/25/teori-karier-anne-roe/. (diunduh pada 15 Maret 2016 pukul 13.45 WIB).
Anonim. 2012. Teori dan Pandangan tentang BK Karir menurut Anne Roe. http://kariip.wordpress.com/2012/05/09/teori-dan-pandangan-tentang-bk-karir-menurut-anne-roe/. (diunduh pada 15 Maret 2016 pukul 13.50).
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ditjen Dikti.
Winkel,W.S dan Sri Hastuti. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.